Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Teknik Pernapasan untuk Redakan Kecemasan dalam Hitungan Menit

Kompas.com - 19/09/2023, 16:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Today

KOMPAS.com - Gangguan kecemasan adalah masalah kesehatan mental yang bisa dialami oleh siapa pun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2019 sebanyak 301 juta orang hidup dengan gangguan kecemasan, termasuk 58 juta anak-anak dan remaja.

Sementara pada tahun 2020, kecemasan meningkat beberapa persen akibat pandemi Covid-19.

Dalam upaya mengatasi stres dan gangguan kecemasan, para ahli di bidang psikologi pun merekomendasikan latihan pernapasan sebagai salah satu cara menenangkan pikiran.

"Otak mendengarkan paru-paru, jadi cara kita bernapas memiliki efek yang luar biasa pada bagaimana otak berfungsi untuk berbagai mekanisme yang berbeda."

Baca juga: 5 Dampak Buruk Gangguan Kecemasan dalam Kehidupan Seks

Demikian penuturan Patricia Gerbarg, asisten profesor klinis psikiatri di New York Medical College dan salah satu penulis "The Healing Power of the Breath".

"Pesan-pesan dari sistem pernapasan sangat kuat dan cepat, sehingga ini memiliki prioritas utama," ungkap dia.

Di samping itu, bernapas juga merupakan satu-satunya fungsi tubuh otomatis yang dapat kita kendalikan secara sukarela.

"Kita tidak bisa mengubah detak jantung atau pencernaan, tapi kita bisa mengubah pola pernapasan kita dengan memikirkannya," kata Gerbarg.

"Jika kita menggunakan tubuh untuk berkomunikasi dengan otak, pesan-pesan tersebut akan melewati semua kekhawatiran dan obsesi."

"Pesan-pesan itu langsung masuk ke pusat pengaturan utama otak," ujar dia.

Baca juga: Tanda-tanda Terbesar Gangguan Kecemasan yang Sering Terlewatkan

Pemindaian otak juga menunjukkan, pernapasan yang lebih lambat mengurangi kecemasan dan ketakutan, sekaligus meningkatkan kemampuan untuk bernalar.

Sehingga pikiran yang berpikir menahan bagian emosional dari pikiran, membantu seseorang mengevaluasi situasi dengan lebih baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com