Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan yang Tak Bahagia Kian Memuncak Usai Pandemi, Ada Apa?

Kompas.com - 03/10/2023, 07:06 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Para karyawan saat ini lebih tidak bahagia dibandingkan saat puncak pandemi Covid-19 yang lalu.

Setidaknya itulah kesimpulan dari penelitian terbaru BambooHR, yang menemukan bahwa kepuasan kerja mengalami penurunan yang stabil sejak tahun 2020, dan kian menurun tajam tahun ini.

Platform software SDM ini menganalisis data dari hampir 60.000 karyawan di lebih dari 1.600 perusahaan di seluruh dunia antara Januari 2020-Juni 2023.

"Karyawan tidak mengalami pasang surut - sebaliknya, mereka menunjukkan rasa pasrah atau bahkan apatis," tulis laporan tersebut.

"Sebagian besar hanya menerima bahwa semangat kerja semakin memburuk."

Memang, semakin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi setelah pandemi.

Baca juga: 2 Strategi Sederhana Mencapai Rasa Bahagia di Tempat Kerja

Banyak perusahaan kemudian menerapkan kebijakan - perpanjangan waktu cuti, pilihan untuk bekerja dari jarak jauh - demi membantu pekerja mencapai performa terbaiknya.

Namun ternyata, bukan hanya waktu dan tempat kerja yang membuat karyawan bersedih.

Mengapa banyak karyawan tak bahagia di tempat kerja

  • Ketidakpuasan kerja

Penelitian menunjukkan, sejumlah penyebab terbesar dari ketidakpuasan kerja.

Hal itu antara lain, perlakuan yang tidak adil di tempat kerja berupa, kompensasi yang tidak konsisten, kurangnya dukungan dari rekan kerja dan atasan, atau beban kerja yang tidak masuk akal.

"Keluhan paling umum yang saya dengar adalah hilangnya kendali," kata Srikumar Rao, penulis "Happiness at Work" kepada CNBC Make It.

"Pandemi menunjukkan kepada kita, pada tingkat yang sangat mendalam, betapa kecilnya kendali yang kita miliki atas hidup dan karier kita. Sulit untuk berdamai dengan kesadaran semacam itu," kata dia.

  • Keresahan karyawan

Inflasi, PHK yang meluas, dan ketidakpastian mengenai kebijakan kembali ke kantor semuanya meresahkan karyawan.

"Hal-hal itu lantas menciptakan "perasaan tidak nyaman" di tempat kerja," kata Jenn Lim, CEO konsultan organisasi Delivering Happiness.

Pada awal tahun 2023, sekitar tiga perempat orang dewasa mengaku merasa cemas dengan perekonomian.

Sementara hampir setengahnya khawatir tentang keseimbangan kehidupan kerja yang buruk.

Dua poin tersebut terungkap dalam survei Harris Poll/Fast Company terhadap lebih dari 1.000 orang dewasa.

  • Merasa kurang bermakna

Faktor lain yang mendorong ketidakbahagiaan karyawan adalah kurangnya makna yang dirasakan orang dalam peran mereka.

Baca juga: Mensyukuri 8 Hal Sederhana demi Hidup yang Bahagia

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com