KOMPAS.com - Nyeri dada kerap menjadi keluhan yang bikin khawatir penderitanya. Salah satu yang paling ditakuti adalah nyeri dada yang menjadi pertanda serangan jantung.
Meski kerap ditakutkan, faktanya tidak semua nyeri dada berdampak fatal. Bisa saja masalah itu muncul karena asam lambung, stres, sesak napas, atau masalah lain yang lebih ringan.
Saat mengalami nyeri dada, hindari menebak-nebak sendiri terkait gejala yang dialami dan coba pahami beberapa hal berikut untuk membedakan nyeri dada akibat serangan jantung atau gejala yang lain.
Baca juga: Kenali Perbedaan Nyeri Dada Akibat Gas atau Serangan Jantung
Dr. Luke Laffin, MD, ahli jantung prefentif dari Cleveland Clinic, mengatakan, serangan jantung sering kali ditandai dengan sensasi tertekan, berat, atau sesak yang tak kunjung berhenti.
Banyak yang menggambarkan sensasinya seperti ada gajah yang duduk di atas dada kita.
"Jika ketidaknyamanan berlangsung selama tiga menit atau lebih, kemungkinan itu pertanda serangan jantung atau terkena serangan jantung."
"Mencari pertolongan medis dengan segera dapat membantu menyelamatkan jiwa kita," jelasnya, seperti dikutip Cleveland Clinic.
Nyeri dada akibat serangan jantung juga bisa disertai dengan gejala lain, seperti:
Di samping itu, ada beberapa cara untuk membedakan nyeri dada akibat serangan jantung atau gejala lainnya.
Jarang sekali serangan jantung memicu rasa sakit yang intens dan terfokus. Rasa sakit yang menusuk dalam jangka waktu singkat kemungkinan disebabkan oleh masalah tulang atau saraf.
"Jenis nyeri ini mungkin terasa lebih menyakitkan daripada serangan jantung, tapi gejalanya bisa hilang dalam waktu cepat," ucap dokter Laffin.
Sedangkan nyeri dada akibat serangan jantung biasanya berlangsung selama 30 menit atau lebih lama.
Jika mengubah posisi tubuh membuat nyeri dada berkurang atau hilang, kemungkinan besar itu bukan pertanda dari serangan jantung.
Nyeri dada akibat serangan jantung tidak berhubungan dengan posisi atau postur tubuh.
Kemungkinan besar, masalah itu biasanya diakibatkan oleh pneumonia atau asma.
Baca juga: Nyeri Dada di Malam Hari, Sakit Mag atau Serangan Jantung?