Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Tombol "Snooze" di Pagi Hari Beri Dorongan Kognitif pada Otak

Kompas.com - 20/10/2023, 12:09 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Menekan tombol snooze di pagi hari mungkin tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya. Setidaknya itulah kesimpulan dari sebuah penelitian baru.

Bahkan, bagi sebagian orang, hal ini dapat meningkatkan tingkat kinerja kognitif.

Penelitian sebelumnya meneliti kerusakan yang dapat ditimbulkan akibat tidur siang terhadap pola tidur, dan menunjukkan bahwa siklus tidur singkat selama 5-10 menit tidak baik untuk tubuh.

Namun, para peneliti di Stockholm University di Swedia dan Monash University di Australia, menantang gagasan tersebut dalam sebuah penelitian terbaru.

Baca juga: 4 Masalah Tidur yang Bisa Jadi Gejala Stres Terpendam

Mereka mengamati 31 orang yang biasa menunda bangun, dan menemukan bahwa 30 menit "bonus tidur" tidak berpengaruh, dan malah meningkatkan kemampuan kognitif pada tugas yang dilakukan segera setelah bangun tidur.

Ini dibandingkan dengan orang yang dipaksa bangun secara tiba-tiba.

"Temuan ini menunjukkan, tidak ada alasan untuk berhenti melakukan snooze di pagi hari jika kita memang menikmatinya, setidaknya untuk waktu snooze sekitar 30 menit," kata ilmuwan soal tidur, Tina Sundelin dari Stockholm University.

"Bahkan, hal ini dapat membantu mereka yang mengantuk di pagi hari untuk sedikit lebih terjaga saat bangun," sambung dia.

Waktu tunda selama 30 menit tersebut terdiri dari tiga periode penundaan yang masing-masing berlangsung selama 9-10 menit.

Baca juga: Cegah Masalah Tidur Setelah Minum Kopi dengan Brokoli

Dibandingkan dengan tidur langsung selama setengah jam itu, panggilan berulang untuk bangun mengakibatkan hilangnya rata-rata 6 menit tidur per malam.

Selain peningkatan kognitif yang terlihat pada beberapa partisipan, para peneliti juga menyarankan, menunda dapat membuat lebih mudah bangun dari bagian siklus tidur yang lebih ringan.

Ini dibandingkan dengan langsung tersentak dari tidur nyenyak. Jadi, proses bangun dengan penundaan sebelumnya bisa lebih mudah bagi tubuh.

Namun, tidak ada perbedaan antara menunda dan tidak menunda yang terlihat dalam hal tingkat suasana hati, stres, rasa kantuk di pagi hari.

Tim juga mensurvei 1.732 sukarelawan untuk melihat seberapa luas sebenarnya kebiasaan menunda bangun tersebut.

Dari 69 persen responden mengaku menekan tombol tunda atau menyetel beberapa alarm, setidaknya "kadang-kadang".

Baca juga: 5 Masalah Tidur pada Anak dan Cara Mengatasinya

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com