Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Pilpres Bikin Stres? Awas Gejala "Election Stress Disorder"

Kompas.com - Diperbarui 13/12/2023, 09:17 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Health

KOMPAS.com - Keriuhan dunia politik menjelang pilpres yang tiada henti membuat banyak orang dilanda kecemasan.

Pemberitaan dan konten media sosial terkait sepak terjang para politisi muncul hampir setiap hari.

Belum lagi saling sindir, adu pendapat para pendukung dan keributan lainnya yang bakal mendominasi media sosial sampai pemilu berakhir.

Baca juga: Situasi Politik Bikin Banyak Orang Stres

Tak jarang keluarga, sahabat, dan komunitas akhirnya terpecah karena membela jagoan politiknya masing-masing.

Situasi ini membuat kita rentan mengalami stres akibat pemilu alias election stress disorder.

Apa itu election stress disorder?

Election stress disorder adalah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Steven Stosny, PhD pada tahun 2016.

Dalam kolomnya di The Washington Post, ia mengaku kewalahan dengan jumlah keluhan yang muncul selama pilpres Amerika Serikat pada saat itu.

"Berita yang terus-menerus tentang pemilu membuat pasien dan bahkan mengganggu kehidupan pribadi mereka," tulisnya.

Baca juga: Tak Siap Kalah Pemilu Bisa Ganggu Psikologis

Ilustrasi stres dapat memicu pria susah ereksiUnsplash Ilustrasi stres dapat memicu pria susah ereksi

Election stress disorder adalah situasi saat kondisi mental seseorang yang memburuk karena isu politik menjelang pemilu.

Istilah ini bukan diagnosis medis resmi, tapi dialami banyak orang di berbagai negara.

Pemilu adalah peristiwa berisiko tinggi yang memiliki implikasi jangka panjang dan konsekuensi serius,” kata Monifa Seawell, MD, psikiater bersertifikat di Atlanta.

Dalam banyak kasus, pemilu juga terasa sangat intens.

Baca juga: Keluarga Bisa Tetap Akur walau Beda Pilihan Politik

"Ada banyak tema negatif yang muncul, termasuk serangan pribadi dan perasaan negatif secara umum," terang Thea Gallagher, PsyD, direktur klinik di Pusat Perawatan dan Studi Kecemasan di Universitas Pennsylvania.

Survei American Psychological Association pada 2016 membuktikan, sebanyak 52 persen orang AS mengatakan bahwa pilpres saat itu adalah sumber stres yang "sangat" atau "agak signifikan" dalam hidup mereka.

“Hal ini banyak muncul di media sosial, dengan teman dan anggota keluarga mengatakan hal-hal seperti, 'Jika Anda tidak memilih, kita bukan teman lagi,'” kata Dr. Gallagher.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com