Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali 10 Tanda Lowongan Kerja Bodong, Waspada Jadi Korban

Kompas.com - 17/11/2023, 19:50 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penipuan online masih marak terjadi di berbagai aspek kehidupan, termasuk saat mencari lowongan kerja.

Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, dalam tiga tahun terakhir (awal tahun 2020 sampai Oktober 2023), di kawasan Asia Tenggara tercatat lebih dari 3.317 warga Indonesia yang menjadi korban penipuan lowongan kerja online dan diprediksi jumlahnya akan terus bertambah.

Terlebih lagi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2023, tercatat 7,86 juta masyarakat Indonesia menganggur.

Seiring meningkatnya persaingan dalam dunia kerja, hal ini pula yang menjadi celah bagi praktik penipuan lowongan kerja bodong.

Salah satu cara paling efektif untuk mencegah kita menjadi korbannya adalah dengan meningkatkan kesadaran untuk memahami serta mewaspadai lowongan kerja bodong.

Baca juga: Kerajaan Inggris Buka Lowongan Kerja dengan Gaji Rp 400 Juta Setahun 

Tanda-tanda lowongan kerja bodong

Ilustrasi mencari lowongan kerjaPexels / Vlada Karpovich Ilustrasi mencari lowongan kerja

Scott Stiles, selaku head of fair hiring dari SEEK (induk perusahaan dari JobStreet dan JobsDB), mengatakan, modus penipuan lowongan kerja saat ini semakin mengkhawatirkan.

"Berbagai modus terus berkembang, sangat penting bagi para pencari kerja untuk tetap waspada dan cerdas dalam mencari kesempatan kerja," katanya.

Lebih lanjut, Stiles juga memaparkan 10 ciri-ciri utama yang harus diwaspadai dari lowongan pekerjaan yang mungkin merupakan penipuan.

1. Panggilan telepon berulang kali

Para penipu sering melakukan panggilan telepon berulang kali, untuk mencoba memaksa kita menerima tawaran dari mereka.

Mereka kerap mengatakan kalau kita bisa kehilangan kesempatan kerja jika tidak merespons atau menyetujui persyaratan mereka dengan cepat.

2. Permintaan data pribadi atau sensitif

Penipu yang ingin mendapatkan informasi kita akan langsung meminta data pribadi tanpa tujuan yang jelas.

Mereka mungkin meminta dokumen seperti bukti tempat tinggal atau buku tabungan.

Namun, perusahaan-perusahaan terkemuka biasanya tidak meminta dokumen itu sampai proses wawancara atau orientasi resmi digelar.

3. Situs website perusahaan yang mencurigakan

Hampir semua orang dapat membuat dan mengelola situs website, namun para penipu sering membuat platform online yang menyamar sebagai perusahaan fiktif atau membuat sebuah situs seakan-akan merupakan perusahaan yang sah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com