Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Laurentius Purbo Christianto
Dosen

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

"Hardiness" dan "Resilience": Sumber Daya Jadi Pribadi Tangguh

Kompas.com - 08/12/2023, 11:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ISTILAH generasi strawberry semakin mudah kita dengar dan temui. Merujuk artikel Kompas.com (26/09/2022), generasi strawberry digunakan untuk menyebut generasi muda yang kreatif serta kaya ide, tetapi rapuh dan mudah terpuruk Ketika menghadapi tekanan.

Buah strawberry memiliki bentuk dan warna merah menarik, tetapi lembek saat ditekan.

Baca juga: Strawberry Generation dan Karakteristiknya dalam Dunia Kerja

Perhatian pada karakteristik generasi strawberry sebenarnya menunjukkan bahwa banyak orang melihat penting untuk menjadi pribadi yang tangguh.

Jika generasi strawberry disematkan pada para pekerja dari generasi muda saat ini, maka sebenarnya ada harapan dan tuntutan agar para pekerja muda tersebut memiliki karakteristik pribadi yang tangguh dalam menghadapi tekanan pekerjaan.

Dari berbagai konsep psikologi, paling tidak ada dua konsep yang terkait dengan pribadi tangguh, yaitu “hardiness” dan “resilience”.

Jika diterjemahkan menggunakan google translate, “hardiness” dapat dimaknai sebagai daya tahan; sedangkan “resilience” diartikan sebagai daya lenting/daya ungkit.

Berdasarkan terjemahan sederhana ini, maka seseorang akan disebut pribadi tangguh jika mereka memiliki daya tahan dan daya lenting.

Tulisan ini hendak menggambarkan seperti apa daya tahan dan daya lenting yang merupakan sumber daya untuk menjadi pribadi tangguh.

Pemaknaan akan istilah “hardiness” dan “resilience” dalam diskusi bersama mahasiswa sering campur aduk dan tumpang tindih. Tidak jarang kedua istilah ini dimaknai sebagai sesuatu yang sama.

Padahal walaupun maknanya beririsan, kedua konsep ini punya sisi pemaknaan yang berbeda.

Salvatore R. Maddi (2013) memaparkan bahwa “hardiness” adalah kemampuan seseorang untuk tidak “jatuh” terpuruk dan sakit saat berada dalam tekanan.

Jika dianalogikan diri kita sebagai tanaman, dan tekanan sebagai angin, maka “hardiness” terkait dengan seberapa besar daya tahan yang dimiliki tanaman untuk tidak tumbang dan rubuh saat diterpa angin.

Pribadi tangguh adalah pribadi yang memiliki daya tahan yang baik. Orang semacam ini tidak mudah tumbang, jatuh sakit, atau terpuruk saat mengalami tekanan, seberapapun besarnya tekanan itu menerpa.

Sebaliknya, seseorang dengan daya tahan lemah akan mudah jatuh sakit dan terpuruk saat diterpa tekanan, bahkan jika tekanan itu kecil.

Daya tahan atau “hardiness” memiliki tiga komponen, yaitu komitmen, kontrol, dan tantangan. Komitmen merujuk pada kemampuan seseorang untuk tetap setia dan fokus pada usaha penyelesaian tugas atau pencapaian tujuan, seberapapun besarnya tantangan yang ada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com