Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya hingga Tradisi Bebani Mental Calon Pengantin, Ini Kata Psikolog 

Kompas.com - 03/04/2024, 21:35 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bahwa menikah membutuhkan persiapan yang matang, baik dari sisi materi maupun mental. Tidak jarang, kebutuhan menjelang pernikahan tersebut membebani calon pengantin hingga berbuat nekat.

Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi, seorang laki-laki berinisial M (30), melakukan tindakan kriminal pemerasan. M, yang merupakan sopir taksi online Grab memeras penumpangnya sebesar Rp 100 juta. 

Baca juga: Motif Oknum Sopir Grab Peras Penumpangnya Rp 100 Juta di Jakbar, Kepepet Butuh Biaya Pernikahan

Motifnya adalah membutuhkan biaya pernikahan yang rencananya diselenggarakan pada April 2024 mendatang. 

Psikolog Universitas Indonesia, Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi., mengamini bahwa persiapan pernikahan kerap membebani mental calon pengantin. 

“(Persiapan pernikahan) Secara psikologis menantang, biasanya dalam keadaan seperti ini (calon pengantin) kalut, sensitif, apalagi kalau banyak hambatan dari sisi keluarga, laki-laki harusnya begini, yang perempuan minta begini, kalau tidak ada begini tidak boleh menikah, itu yang menjadi tantangan tersendiri,” ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (3/4/2024).

Tantangan bagi calon pengantin 

Bunda Romy, sapaan akrabnya, merincikan sejumlah hal yang kerap menjadi beban psikologis dan mental calon pengantin. 

Pertama, tuntutan keluarga. Meskipun tidak semua keluarga punya tuntutan besar pada calon pengantin, namun tidak sedikit keluarga yang menginginkan pernikahan digelar secara besar-besaran. 

Baik orangtua maupun keluarga calon pengantin laki-laki dan perempuan.

Tidak jarang, pesta pernikahan tersebut melebihi kemampuan finansial calon pengantin, sehingga harus mengupayakan beragam sumber pendanaan. 

“Ada keluarga yang kemudian menginginkan pernikahan, misalnya karena dia anak pertama atau anak yang ditunggu-tunggu untuk mendapatkan jodoh, maka dia diminta untuk membuat pesta pernikahan yang sesuai dengan gambaran keluarga, bisa oleh orangtua atau keluarga calon pengantin pria maupun perempuan. Itu membuat biaya jadi membengkak,” paparnya. 

Baca juga: Generasi Muda Tunda Menikah, Pernikahan Tak Lagi Prioritas?

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com