Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/03/2024, 17:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Generasi muda Indonesia semakin banyak yang menunda menikah. Selain itu, usia menikah pertama pada pemuda cenderung bertambah atau mundur sejak 2015 hingga 2023. 

Fakta tersebut terungkap dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS), yakni Statistik Pemuda Indonesia 2023. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, yang diolah oleh BPS, mayoritas pemuda Indonesia belum menikah. 

Jika ditinjau dari status perkawinan, sekitar 68,29 persen pemuda belum kawin (menikah), sementara yang berstatus kawin (menikah) sebesar 30,61 persen dan sisanya adalah mereka yang berstatus cerai hidup atau mati,” bunyi laporan BPS tersebut, dikutip Selasa (19/3/2024).

Baca juga:

Pernikahan tak lagi prioritas 

Psikolog, Dr. Pingkan C. B. Rumondor, M.Psi, mengatakan fenomena di atas menunjukkan bahwa pernikahan tak lagi menjadi prioritas utama generasi muda. 

“Fenomena ini menunjukan beberapa kemungkinan, salah satunya pernikahan bukanlah satu-satunya prioritas bagi pemuda,” jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com. 

Ilustrasi pernikahan. Semakin banyak generasi muda Indonesia yang menunda menikahFREEPIK/FREEPC.DILLER Ilustrasi pernikahan. Semakin banyak generasi muda Indonesia yang menunda menikah

Menurut Pingkan, sebagian generasi muda memiliki tujuan lain yang ingin dicapai sebelum menikah. Mulai dari mengenyam pendidikan lebih tinggi, mengejar karir, mengasuh adik atau orangtua, dan sebagainya.

Selain itu, Pingkan menilai sebagian generasi muda menunda menikah karena belum siap menikah dan berkomitmen. Baik persiapan secara fisik, mental, maupun finansial. 

“Seseorang yang merasa belum siap mental, misalnya belum mampu mengelola emosi, belum mampu mengurus diri sendiri (masih tergantung pada orangtua), atau belum siap finansial seperti belum punya penghasilan tetap atau tabungan, bisa jadi enggan mengemban komitmen pernikahan,” imbuh Pingkan. 

Baca juga:

Dikonfirmasi terpisah, Founder Pembelajar Hidup dan Life Coach, Deny Hen, memberikan penjelasan serupa. Menurutnya, fenomena tersebut menandakan bahwa pernikahan merupakan sebuah pilihan bagi generasi muda, bukan keharusan. Jadi, bisa memilih untuk menikah, menunda menikah, atau tidak menikah. 

“Pernikahan juga dapat dipandang sebagai salah satu pilihan untuk hidup bahagia, jadi bisa menikah atau tidak menikah, tergantung mana yang lebih membahagiakan,” ujarnya. 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com