Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kacamata Buta Warna Benar-benar Berfungsi?

Kompas.com - 19/04/2024, 13:13 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu beredar video yang memperlihatkan bagaimana seseorang yang buta warna (defisiensi penglihatan warna) mencoba kacamata khusus dan ia terkejut karena tiba-tiba bisa melihat warna.

Video-video yang beredar online itu biasanya berfokus pada seseorang dengan gangguan penglihatan warna yang mengenakan kacamata buta warna untuk pertama kalinya. 

Ketika melihat ke depan, mereka tiba-tiba memiliki reaksi emosional yang mendalam saat melihat “warna baru” untuk pertama kalinya.

Mereka menangis dan terkesiap saat menunjuk balon-balon berwarna, dan dengan jelas menyebutkan warna-warna yang berbeda setelah dapat membedakan berbagai warna merah, biru, ungu, dan merah muda. Mereka mengamati cakrawala dengan matahari terbenam dengan merinding karena belum pernah mengalaminya.

Video-video ini memang mengharukan, tapi apakah kacamata buta warna benar-benar memiliki kekuatan untuk memperbaiki buta warna? Dapatkah filter yang dirancang khusus menyembuhkan kekurangan penglihatan warna dan membantu kita melihat dunia dengan cara baru? 

Baca juga: Mengenal Buta Warna, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Mengatasinya?

Menurut ahli optometri anak Alexandra Williamson, OD, kacamata buta warna mungkin tidak seperti yang terlihat atau diiklankan, dan tentu saja bukan obat mujarab untuk defisiensi penglihatan warna.

Apakah kacamata buta warna benar-benar berfungsi?

Kacamata buta warna tidak dapat menyembuhkan kekurangan penglihatan warna dan tidak dapat membalikkan atau memperbaiki buta warna, seperti yang diharapkan banyak orang.

Buta warna sebagian besar diturunkan, artinya kamu dilahirkan dengan kelainan tersebut. Kamu juga bisa mengalami beberapa jenis defisiensi penglihatan warna di kemudian hari jika memiliki kondisi medis mendasar lainnya yang memengaruhi saraf optik, retina, otak, atau sistem saraf seperti:

  • Degenerasi makula terkait usia.
  • Glaukoma.
  • Katarak.
  • penyakit Alzheimer.
  • Sklerosis ganda.

Dalam kebanyakan kasus, orang yang memiliki kekurangan penglihatan warna tidak melihat dunia dalam nuansa hitam dan putih.

Bertentangan dengan anggapan umum, orang yang buta warna tetap dapat melihat warna, tetapi mereka melihatnya secara berbeda dibandingkan penglihatan trikromatik (atau penglihatan yang melihat semua warna pada spektrum tampak).

Dalam kebanyakan kasus, orang yang memiliki kekurangan penglihatan warna mungkin mengalami kesulitan membedakan satu warna dari warna lain, tapi tidak semua warna.

Ini seperti melihat suatu benda yang jauh di kejauhan dan tidak dapat menentukan apakah benda itu berwarna merah, oranye, atau coklat. Hanya saja, hal itu terjadi sepanjang waktu, tidak peduli jaraknya.

Perubahan pada kemampuan untuk mendeteksi atau mengidentifikasi warna tertentu terjadi sebagai akibat dari kerusakan atau disfungsi sel (disebut cone karena berbentuk kerucut) di mata yang mendeteksi panjang gelombang tertentu dalam spektrum cahaya tampak.

Baca juga: Memahami Buta Warna Parsial dan Penyebabnya

Defisiensi warna merah-hijau adalah jenis buta warna yang paling umum, dan ini memengaruhi persepsi orang terhadap warna dan corak yang mengandung unsur cahaya merah atau hijau. Misalnya, seseorang dengan buta warna merah-hijau mungkin bingung membedakan warna merah dengan coklat, tetapi dengan jelas melihat biru dan kuning.

Selain itu, terdapat pula jenis defisiensi penglihatan warna yang langka seperti achromatopsia, yaitu kelainan penglihatan bawaan sejak lahir yang menyebabkan penglihatan terbatas pada warna hitam, putih, dan abu-abu — sebuah dunia tanpa warna.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com