Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui 5 Tanda Bahaya Berdasar Emoji yang Dikirim Pasangan

Kompas.com - 14/05/2024, 10:29 WIB
Nazla Ufaira Sabri,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Best Life

KOMPAS.com - Dalam dunia komunikasi digital, emoji telah menjadi bahasa tersendiri yang sering digunakan untuk menyampaikan berbagai makna dan emosi.

Namun, tahukah kamu bahwa penggunaan emoji dalam percakapan sehari-hari bisa mengungkapkan lebih dari yang terlihat?

Berikut adalah 5 "Red Flags" tentang emoji dari pasangan yang bisa menjadi pertanda penting dalam hubunganmu.

Arti emoji yang dikirim pasangan

1. Menggunakan emoji jempol ke atas terlalu sering

Jika pasanganmu sering menggunakan emoji jempol ke atas, mungkin itu bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak terlalu tertarik atau tidak ingin berbicara lebih jauh.

Ini bisa menjadi pertanda bahwa mereka tidak ingin terlibat lebih jauh dalam percakapan.

"Emoji jempol bisa menjadi cara cepat untuk menunjukkan bahwa kamu setuju dengan apa yang dikatakan pasangan. Tetapi jika pasangan terlalu sering membalas percakapan dengan emoji jempol, itu mungkin pertanda bahwa dia tidak benar-benar tertarik dengan apa yang kamu katakan," kata Beth Ribarsky, PhD, profesor komunikasi interpersonal di University of Illinois Springfield.

Pengacara perceraian, Corri Fetman juga mengatakan hal yang sama dan mengatakan bahwa pasangan mungkin mengirim jempol karena ingin aman saja walau mereka tidak tertarik. "Emoji ini terlalu sering digunakan untuk mengakhiri percakapan karena mereka sudah merasa cukup," katanya.

Baca juga: Tanda Pasangan Melakukan Gaslighting Terhadapmu

2. Menggunakan emoji untuk komunikasi yang seharusnya jelas

Penggunaan emoji sebagai pengganti komunikasi yang jelas bisa menjadi tanda bahwa pasangan tidak ingin terlalu terbuka atau mungkin menyembunyikan sesuatu.

Ini juga bisa menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi secara langsung.

"Orang-orang semakin mengandalkan emoji daripada berusaha untuk berkomunikasi dengan kata-kata. Hasilnya adalah kecenderungan percakapan yang kurang bermakna, karena emoji tidak memiliki kemampuan untuk menyampaikan emosi dan nuansa yang kompleks yang muncul dari komunikasi verbal," kata Courtney M. Hubscher, MS, konselor kesehatan mental dan terapis di Konseling GroundWork di Orlando, Florida.

"Dalam hal hubungan romantis, hal ini bisa sangat merusak karena emoji sering dianggap sebagai pengganti komunikasi, sehingga menimbulkan kesalahpahaman dan menghindari percakapan yang lebih dalam," tambahnya.

Akibatnya, kamu dan pasangan mungkin akan merasa tidak terhubung, sehingga meningkatkan kemungkinan " keretakan hubungan," menurut Hubscher.

Ilustrasi kesepian menghadapi pandemi SHUTTERSTOCK/evrymmnt Ilustrasi kesepian menghadapi pandemi

3. Menggunakan terlalu banyak emoji

Meskipun emoji bisa menambahkan warna pada percakapan, penggunaan yang berlebihan bisa menjadi tanda bahwa pasangan mungkin tidak serius atau tidak bisa mengungkapkan diri dengan jelas.

Terlalu banyak emoji juga bisa membuat pesan terasa tidak serius.

“Terlalu banyak gambar hati atau wajah tersenyum dapat membuat kita sulit memahami apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh pasangan,” kata Candace Kotkin-De Carvalho, LSW, LCADC, CCS, CCTP, direktur klinis di Absolute Awakenings.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com