Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui, 4 Bahaya dari Love Bombing dalam Hubungan

Kompas.com - 24/05/2024, 12:13 WIB
Nazla Ufaira Sabri,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernah merasa dibanjiri dengan pujian, perhatian, dan hadiah yang berlebihan pada awal sebuah hubungan? Jika iya, bisa jadi kamu telah menjadi korban love bombing.

Love bombing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan fase awal dari sebuah hubungan di mana satu pihak memberikan perhatian, pujian, dan kasih sayang yang berlebihan kepada pasangannya.

Tindakan ini mungkin tampak romantis dan mengesankan pada awalnya, namun menurut psikolog, love bombing adalah bentuk manipulasi yang berbahaya.

Baca juga: Apa Itu Love Bombing? 8 Tanda Pasangan Melakukannya

Beberapa ciri-ciri love bombing antara lain:

  • Memberikan pujian berlebihan, bahkan dalam hal yang biasa saja.
  • Menghujani hadiah yang tak henti-henti, tak jarang juga mewah.
  • Intensitas emosional yang tinggi. Si dia terus-menerus mengungkapkan perasaan cinta yang mendalam dan komitmen dengan cepat, seringkali terlalu dini dalam hubungan.
  • Terus-menerus mengontak melalui pesan teks, telepon, dan media sosial.

Bahaya love bombing

Menurut psikolog psikolog klinis berlisensi dan profesor psikologi di California State University di Los Angeles, Dr. Ramani Durvasula, love bombing bisa sangat berbahaya karena dapat mengaburkan penilaian seseorang.

"Ketika seseorang dibanjiri dengan kasih sayang dan perhatian secara berlebihan, mereka cenderung menjadi buta terhadap tanda-tanda peringatan atau perilaku yang tidak sehat," jelas Dr. Ramani seperti dikutip dari laman Men’s Health.

1. Manipulasi emosional

Pelaku love bombing seringkali memiliki agenda tersembunyi. Mereka menggunakan cinta sebagai alat untuk memanipulasi perasaan target.

Setelah target terjebak dalam jerat cinta yang diberikan, pelaku mulai menunjukkan sisi asli mereka yang mungkin penuh kontrol dan dominasi.

Baca juga: Berapa Lama Fase Love Bombing Berlangsung?

2. Membuat ketergantungan emosional

Karena segala perhatian dan kasih sayang yang diberikan, target bisa menjadi sangat bergantung secara emosional pada pelaku.

Ketergantungan ini membuat target sulit untuk berpikir jernih dan membuat keputusan yang rasional.

3. Menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian

Pada awalnya, segala sesuatu mungkin tampak sempurna. Namun, ketika pelaku mulai menarik diri dan mengurangi intensitas cinta yang diberikan, target akan merasa bingung dan tidak aman.

Perubahan ini bisa sangat mengganggu kestabilan emosional target.

Baca juga: Punya Pasangan tapi Kesepian, Apakah Normal? 

4. Menguras energi dan fokus

Ketika seseorang terjebak dalam siklus love bombing, banyak energi dan waktu yang terkuras untuk mempertahankan hubungan yang tidak sehat ini.

Target bisa kehilangan fokus pada aspek penting lain dalam hidup mereka, seperti pekerjaan, keluarga, dan kesehatan pribadi.

@kompas.lifestyle Sempat viral nih musisi Anang Hermansyah menanyakan pada penyanyi Ghea Indrawari soal kenapa usia 26 belum menikah. Hmm...kira-kira, kamu yang gen Z pada punya target menikah di usia berapa sih emangnya? Atau, malah belum ada target? Kreatif : Via Furgativa Gumilar Produser : Nabilla Tashandra #menikah #umurmenikah #targetnikah #GenZ ? Like I Do GALCHANIE COVER - GALCHANIE (????????)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com