Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berpotensi Membahayakan Anak, 6 Tempat Ini Perlu Diwaspadai Orangtua

KOMPAS.com – Anak-anak terutama yang masih berusia di bawah 10 tahun membutuhkan perhatian lebih, terutama dari orangtua. Sebab, mereka masih belum memiliki pengetahuan yang matang mengenai hal-hal yang membahayakan diri mereka sendiri.

Kerap kali anak-anak mengalami kecelakaan, bahkan hingga kehilangan nyawa, karena pengawasan yang tidak dilakukan dengan maksimal.

Orangtua memiliki kewajiban untuk mengawasi gerak-gerik anaknya, dengan cara apa pun. Kejadian anak meninggal karena lepas dari pengawasan orang dewasa sudah kerap terjadi di berbagai tempat.

Namun, ada tempat-tempat tertentu yang penting bagi orangtua untuk  meningkatkan pengawasan. Berikut sejumlah tempat yang perlu diwaspadai.

Tempat air

Pantai, sungai, kolam ikan, kolam renang, atau tempat lainnya yang mengandung air, tidak aman untuk dijadikan tempat beraktivitas bagi anak-anak. Jika anak bermain di lokasi ini perlu pengawasan orangtua atau orang dewasa.

Anak-anak pada umumnya belum memiliki kemampuan menyelamatkan diri yang baik apabila berada di tengah bahaya.

Dengan demikian orangtua dituntut untuk memberikan perhatian ekstra terhadap buah hatinya jika berada di sekitar tempat-tempat yang berair.

Sejumlah peristiwa kecelakaan terjadi di lokasi ini, misalnya yang menimpa cucu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.

Selain itu, ada juga peristiwa bocah berusia 4,5 tahun di Bone yang ditemukan meninggal di dasar sebuah kolam renang.

Tidak hanya sekali dua kali kejadian anak meninggal di dalam mobil terjadi. Kondisi mobil yang ditinggalkan tidak dalam keadaan terkunci sangat mungkin untuk dimasuki seorang anak.

Dalam keadaan mobil tertutup dan mesin mati, seseorang yang ada di dalamnya dapat kehabisan oksigen jika tidak segera keluar.

Banyak anak kecil, terutama yang berusia balita, tidak mengerti  bagaimana cara membuka pintu mobil untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi.

Bahkan, bisa jadi mereka sebenarnya tidak menyadari tengah dalam bahaya, sehingga tetap bermain di dalam mobil tanpa rasa khawatir.

Orangtua pun seringkali tidak menyadari bahwa anaknya terjebak di dalam mobilnya yang sedang diparkir.

Terakhir, kejadian ini menimpa seorang anak berusia 3,5 tahun di Penjaringan, Jakarta Utara. Ia tewas setelah kepanasan dan akhirnya kehabisan oksigen di dalam sebuah mobil milik tetangganya yang terparkir di lahan kosong sebuah apartemen.

Eskalator

Selanjutnya, tempat yang orangtua dituntut memberikan pengawasan lebih terhadap anaknya adalah saat berada di eskalator yang banyak terdapat di pusat-pusat perbelanjaan.

Pergerakan eskalator yang konstan seringkali mencelakai anak-anak yang menaikinya saat lolos dari pengawasan orangtua. Mereka tidak melangkahkan kaki saat sudah mencapai lantai tujuan.

Hal itu kerap menimbulkan kecelakaan pada anak-anak, mulai terjepit dan mengalami patah tulang, hingga tertelan dan mengakibatkan kematian.

Salah satunya terjadi di Chongqing, China, seorang anak meninggal setelah terjepit eskalator stasiun bawah tanah.

Tempat lain yang juga berbahaya bagi anak-anak adalah tempat-tempat yang terdapat sumber atau aliran listrik di sekitarnya, baik di dalam maupun di luar rumah.

Anak-anak yang aktif bermain, terkadang tidak mengetahui adanya sumber listrik atau benda beraliran listrik yang membahayakan mereka.

Hal ini terjadi pada seorang anak berusia 7 tahun yang meninggal terkena setrum di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat.

Ia duduk di sebuah bangku yang ternyata di sekitarnya terdapat kabel-kabel listrik untuk papan iklan di dalam mal tersebut. Kakinya menyentuh kabel-kabel tersebut, dan ia tersetrum hiongga akhirnya meninggal dunia.

Lantai bertingkat

Selanjutnya adalah tempat di ketinggian, misalnya di lantai atas sebuah bangunan. Orangtua  harus mengawasi anak-anak mereka dengan ketat agar tidak terjatuh atau terpeleset dari ketinggian.

Pengawasan ini utamanya di daerah dekat tangga atau balkon. Dua tempat ini sangat berpotensi untuk terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Pada Agustus 2017, seorang anak batita, berusia 2 tahun, jatuh dari lantai tiga sebuah sekolah di Ciputat akibat lepas dari pengawasan neneknya yang saat itu bersamanya.

Saat terjatuh, anak tersebut masih sadarkan diri, namun saat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan. Namun, nyawanya tidak dapat diselamatkan akibat luka parah yang dideritanya.

Api

Terakhir, seorang anak harus diawasi saat berinteraksi atau berdekatan dengan api. Api bisa didapat dari korek, kompor, kembang api, dan sebagainya.

Sumber-sumber api tersebut ada di dalam rumah sehingga sangat mudah dijangkau seorang anak. Orangtua sebisa mungkin menghindarkan anak dari benda-benda itu sangat diperlukan.

Namun, terkadang, seorang anak secara sengaja atau tidak bermain benda-benda yang dapat memunculkan api. Api yang ditimbulkan bisa saja mengenai tubuh atau barang-barang di sekitar hingga membahayakan seorang anak.

Misalnya terjadi pada dua orang anak di Tuban, jawa Timur. Mereka yang masing-masing berusia 5 dan 6 tahun tersebut mengalami luka bakar serius setelah membakar potongan kayu di sekitar rumahnya.

Api ternyata menyambar kedua bocah itu hingga membakar tubuh juga rambut keduanya. Beruntung nyawa kedua bocah itu masih bisa diselamatkan setelah di bawa ke puskesmas terdekat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/16/113604520/berpotensi-membahayakan-anak-6-tempat-ini-perlu-diwaspadai-orangtua

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke