Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ingin Kembali ke Pelukan Mantan? Apa yang Perlu Ditimbang?

KOMPAS.com - Mengakhiri hubungan cinta memang tak semudah membalikan telapak tangan.

Dua orang yang terbiasa menghabiskan waktu bersama dalam kasih sayang, tentu sulit untuk terpisah.

Sayangnya, beberapa keadaan terkadang mengharuskan mereka untuk mengakhiri jalinan cinta yang ada.

Akhirnya, orang yang dulu berstatus sebagai kekasih kini berubah mejadi "mantan".

Saat situasi semacam ini terjadi, apakah mungkin perasaan cinta yang pernah ada bisa tiba-tiba menghilang?

Terlebih lagi, bisakah kita kembali jatuh cinta dengan mantan kekasih?

Para pakar yakin kembali mencintai orang yang kini telah berstatus "mantan" sangat mungkin terjadi.

Dalam banyak kasus, kembali jatuh cinta pada orang yang pernah mengisi hati seringkali terjadi.

"Saat kita mencintai seseorang, kecuali rasa hormat kita terhadap mereka hancur, kita selalu bisa mencintai mereka lagi," kata pakar asmara Susan Trombetti.

Menurut dia, mantan kekasih adalah orang yang tahu harapan, impian, dan rahasia kita. Kita memiliki ikatan yang mudah untuk dibangun kembali.

Dengan begitu, hadirnya mantan kekasih bukan sebuah ancaman dalam hidup. Kita justru telah mengenal mereka dengan baik, begitu pula sebaliknya.

"Sangat sulit untuk melupakan mantan kekasih, karena mereka pernah menjadi bagian hidup kita," ucap Trombetti.

Masih ada kemungkinan jika mantan kekasih masih memiliki perasaan pada kita.

Bukan berarti, kita tak bisa menjadi pribadi yang lengkap saat berpisah. Tapi, dalam hubungan asmara mungkin selalu ada bagian dari mantan kekasih yang membekas dalam ingatan kita, begitu pula sebaliknya.

Pakar asmara Heather Kristian Strang, mengatakan, tak ada istilah kita kembali jatuh cinta dengan mantan kekasih.

Menurut dia, rasa cinta itu selalu ada. Nah, hal terpenting adalah kita harus memikirkan matang-matang untuk kembali menjalin cinta dengan mantan kekasih.

Kita harus mempertimbangkan apakah ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan bersama-sama, dan apakah akan ada banyak kebahagiaan saat bersama.

Kita juga harus memikirkan apakah hidup kita telah lengkap dan jika kita kembali bersamanya. Lalu, apakah itu akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Di sisi lain, jika hubungan kita penuh gejolak dan hubungan kita berakhir dengan cara yang buruk, kembali menjalin asmara dengan mantan bukanlah ide terbaik.

"Tidak apa-apa untuk jatuh cinta pada mantan jika keadaan berubah," papar Trombetti.

Namun, ia menyarankan agar kita tak merusak sesuatu karena suatu alasan. Jangan biarkan emosi kita mengambil alih dan membuat kita melakukan kesalahan yang sama.

Kita harus mengingat hal yang menyebabkan hancurnya hubungan asamra yang dulu.

Jika kita dan mantan bersedia untuk memperbaiki hal-hal yang salah, dan keadaan tersebut dapat diperbaiki, maka tak masalah untuk kembali bersama.

Tapi, jika hancurnya hubungan karena kesalahan fatal seperti berbohong, perselingkuhan, atau kekerasan, maka bukan hal yang baik untuk kembali bersama.

Jadi, jangan pernah kembali melihat ke belakang. Trombetti juga memaparkan beberapa tips agar kita tak mudah jatuh kembali ke pelukan mantan.

Ia menyarakan kita untuk menciptakan ruang dan memutus komunikasi dengan mantan.

Menurut dia, kembali menjalin komunikasi dengan mantan adalah hal nomor satu yang mencegah orang-orang menemukan pasangan terbaik.

Masih banyak orang-orang yang tak bisa melupakan masa lalunya. Untuk itu, ia menyarankan kita agar tak terpaku pada mantan, dan membandingkan semua orang dengannya.

Saat kita masih menyimpan perasaan pada mantan, tanpa disadari kita kerap melakukannya.

Jika kita menyadari mantan kekasih bukan orang yang tepat untuk kita, hal terbaik adalah tak lagi berharap untuk kembali bersamanya.

Tapi, jika hubungan yang kita jalani sehat, bahagia, stabil, dan berakhir karena hal yang buruk, tak ada salahnya kembali mencoba bersama.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/11/30/180000320/ingin-kembali-ke-pelukan-mantan-apa-yang-perlu-ditimbang-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke