Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadikan Ramadhan Titik Awal Berhenti Merokok

Ini adalah tantangan yang sangat sulit bagi mereka perokok berat namun umumnya umat Muslim berhasil melaluinya. 

Sebenarnya kebiasaan tidak merokok selama sebulan berpuasa bisa dilanjutkan pada hari-hari selanjutnya.

Bagi perokok berat, tiba-tiba tidak lagi mendapat nikotin memang bisa menyebabkan gejala pada tubuh. Apa yang terjadi jika seseorang tiba-tiba berhenti merokok? Lalu, bagaimana mereka mengatasi masalah yang dihadapi dari berhenti merokok secara drastis?

1. Gejala penarikan nikotin

Seringkali diasosiasikan dengan obat-obatan ilegal dan substansi adiktif lainnya, gejala penarikan (withdrawal symptom) adalah reaksi tubuh terhadap pengurangan asupan suatu substansi secara tiba-tiba. Bagi sebagian orang, gejala ini bisa diatasi, namun sebagian lainnya tidak.

Bagi mereka yang tidak bisa mengatasi gejala penarikan bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari, mobilitas dan kesehatan mental.

2. Adiksi rokok

Merokok adalah sesuatu yang bisa dengan mudah menimbulkan candu meskipun bahayanya sudah sering diingatkan.

Adiksi rokok seringkali dikaitkan dengan candu yang ditimbulkan karena konsumsi rokok lebih dari satu dalam sehari, namun lebih daripada itu, bahkan merokok sebatang pun bisa dikategorikan candu jika kamu tidak bisa melakukan apapun tanpanya.

Penarikan nikotin selama Ramadhan

Nikotin adalah kandungan dalam rokok yang memicu kecanduan. Para perokok yang berhenti selama Bulan Ramadhan mungkin merasakan gejala penarikan selama tiga hingga lima hari tanpa berhenti. Termasuk gejala mudah terganggu, mudah marah dan sulit konsentrasi.

Mereka juga mungkin mengidam sangat parah dan langsung menyasar rokok ketika waktu berbuka puasa tiba.

Mengisap rokok meski dalam waktu yang sangat singkat bisa mengobati rasa mengidam itu.

Dorongan untuk makan terlalu banyak karbohidrat untuk menghindari rokok adalah efek samping lainnya. Dorongan ini pada akhirnya membuat berat badan seseorang melonjak.

Di samping gejala penarikan fisik yang mungkin berlangsung selama beberapa hari, aspek psikologis dari keinginan merokok bisa bertahan lebih lama dan menimbulkan rasa sakit bagi sebagian orang.

Ada mitos bahwa shisha tradisional adalah opsi yang lebih baik untuk berhenti merokok nikotin. Beberapa orang mengisap shisha selama berjam-jam setelah waktu berbuka tiba sambil bersosialisasi dengan kerabat. Pahamilah bahwa shisha bisa lebih berbahaya dari rokok biasa.

Berhenti merokok selamanya

Spesialis penyakit dalam yang berpraktek di Uni Emirat Arab, Dr Mustafa Saif mengatakan, selain aspek puasa, fakta bahwa kebanyakan orang mengontrol merokok selama lebih dari 12 jam adalah bukti dari fakta bahwa mereka dapat mencoba dan berhenti merokok untuk selamanya.

"Puasa berjam-jam yang panjang menyebabkan penurunan kadar nikotin dalam darah sehingga lebih mudah bagi perokok untuk berhenti," katanya.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan para perokok untuk berhenti merokok, diawali dari mengurangi rokok di Bulan Ramadhan:

- Menggunakan nicotine patch selama Bulan Ramadhan (jika diperlukan) karena benda ini bisa membantu para perokok menhadapi gejala penarikan sekaligus membantu menghentikan kebiasaan tidak sehat itu.

- Ganti makanan tidak sehat dengan opsi yang lebih sehat, seperti sayuran dan makanan berserat lainnya untuk menghindari makanan berbuka puasa yang tinggi karbohidrat.

- Memulai buka puasa dengan sup untuk membantu perut merasa kenyang dan terhindar dari makanan tinggi karbohidrat.

- Membuat resolusi berhenti merokok karena tidak ada yang lebih kuat dari sebuah niat untuk berhenti merokok.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/05/22/100000020/jadikan-ramadhan-titik-awal-berhenti-merokok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke