Ia harus merapikan giginya, namun berisiko menghilangkan gingsul yang sudah menjadi ciri khas penampilan dan senyumnya selama bertahun-tahun.
Rupanya, ada risiko kesehatan yang mengancam jika dia terus mempertahankan gigi taringnya yang tidak sejajar itu.
Selama ini, pemilik gigi gingsul kerap dianggap manis dengan senyum yang khas.
Ta jarang, memiliki gigi gingsul dianggap bagus untuk penampilan seseorang dan menjadi kebanggaan tersendiri.
Terbukti, banyak yang tertarik membuat gigi gingsul buatan demi penampilan yang lebih menarik dan tampil lebih percaya diri.
Penyebab gigi gingsul
Gingsul sebenarnya adalah gigi yang tumbuh tidak sejajar, tumpang tindih atau keluar dari alur seharusnya.
Kondisi ini bisa terjadi pada semua gigi, namun seringkali gingsul di taring diartikan sebagai hal yang baik untuk penampilan.
Ada berbagai hal yang menjadi penyebab gigi gingsul tumbuh. Misalnya saja, rahang bagian atas dan bawah tidak memiliki ukuran yang sama.
Gigi gingsul juga bisa menjadi merupakan bawaan lahir seseorang, kehilangan gigi susu terlalu cepat, atau kecocokan restorasi gigi yang tidak tepat.
Selain itu, kebiasaan di waktu kecil juga bisa menjadi penyebab gigi gingsul. Contohnya kebiasaan mengisap jempol, penggunaan dot di atas usia tiga tahun, atau penggunaan botol dalam waktu lama.
Dampak kesehatan dari gigi gingsul
Keberadaan gigi gingsul bisa memberikan masalah kesehatan bagi pemiliknya.
Sehingga, kadang gigi tersebut harus dicabut untuk mencegah masalah yang lebih serius, seperti yang dialami Chelsea Olivia.
Dikutip dari Healthline, ada beberapa risiko kesehatan yang muncul jika gigi gingsul tidak dicabut antara lain:
Gigi yang tidak rapi ini dapat menyebabkan kerusakan gigi dan penyakit gusi termasuk karies, bau mulut dan gigi berulang.
Jika tidak ditangani, penyakit gusi dapat menyebabkan periodontitis, infeksi yang lebih serius yang dapat merusak tulang dan gigi.
Gigi gingsul tumbuh di lokasi yang tidak semestinya sehingga menggangu fungsinya untuk menguyah.
Hal ini dapat menyebabkan masalah pencernaan karena makanan tidak dikunyah sempurna.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan gigi lebih mudah aus yang berpengaruh pada gusi dan otot rahang.
Akibatnya, gigi akan mudah rusak, retak termasuk gangguan sendi temporomandibular, dan sakit kepala kronis.
Tidak banyak yang menyadari jika gigi gingsul dapat memengaruhi cara seseorang berbicara. Hal ini dapat mengganggu artikulasi maupun pengucapan ketika kita ngobrol.
https://lifestyle.kompas.com/read/2021/09/08/230000220/fakta-unik-tentang-gigi-gingsul-yang-sering-dianggap-pemanis
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.