KOMPAS.com - Efek penuaan pada kulit merupakan hal yang lumrah terjadi dan akan terlihat semakin jelas saat seseorang sudah berusia lanjut.
Seiring bertambahnya umur, kulit memang mengalami perubahan warna, kehilangan elastisitas, mudah keriput, dan pucat.
Perubahan kulit yang dirasakan oleh lansia secara garis besar disebabkan oleh dua faktor, yakni intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik meliputi paparan sinar ultraviolet, iklim, polusi, nutrisi, stres, dan kebiasaan hidup tidak sehat seperti merokok.
Sedangkan, faktor ekstrinsik adalah bertambahnya umur, keturunan, hormon, dan jenis kelamin.
Penjelasan itu disampaikan oleh dr. Arini Antasari Widodo, Sp. KK dalam Webinar Hari Nasional Lansia 2022 yang digelar secara virtual, Rabu (13/4/2022).
Ia mengatakan, 90 persen penuaan di kulit dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik, sementara sisanya adalah faktor intrinsik.
Penurunan fungsi organ lansia
Kulit lansia yang tidak sekencang ketika masih usianya masih 30-40 tahun merupakan bukti penurunan fungsi organ tubuh.
Hal itu bisa dilihat dengan munculnya kerutan di dahi, alis mata menurun, kulit kendur, perubahan tekstur kulit, dan cekungan pada pipi.
"Fungsi kulit lansia yang awalnya untuk mengatur suhu, merasakan sentuhan, dan getaran juga akan menurun," kata dr. Arini.
Ia mengatakan, kulit lansia di lapisan epidermis akan menipis, regenerasi kulit melambat, dan produksi vitamin D dan jumlah sel langerhans menurun.
Perubahan yang disampaikan dr. Arini juga dibarengi dengan penurunan suplai darah sehingga penyembuhan menjadi lebih lambat.
"Dan sel melanosit berkurang. Ini membuat kulit memucat dan berkurangnya toleransi terhadap paparan sinar matahari," jelasnya.
"Sinar matahari kalau bertemu dengan radikal bebas lebih parah dan jadi semakin berkali lipat efek buruknya," tambah dr. Arini.
Cara merawat kulit lansia
Merawat kulit lansia tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Selain karena kulit lebih rentan, lansia juga memiliki kondisi medis dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda.
Untuk alasan itulah dr. Arini menyarankan orang-orang yang merawat lansia untuk menggunakan pendekatan yang berbeda.
Tapi, secara garis besar kulit lansia dapat dirawat dengan:
- Minum air yang cukup
- Olahraga teratur
- Menghindari stres
- Mengonsumsi makanan kaya antioksidan dan menghindari konsumsi tinggi gula
- Istirahat cukup
- Menggunakan tabir surya
- Mengaplikasikan skincare yang tepat.
- Berhenti merokok
Selain cara-cara di atas, kondisi kulit lansia saat mandi dan mengganti popok juga wajib diperhatikan.
dr. Ika Anggraini, Sp.DV dalam acara yang sama membagikan tips merawat kulit lansia secara lebih detail. Simak yang berikut ini.
1. Mandi
Lansia perlu dimandikan dengan cara-cara yang tepat. Untuk tips memandikan lansia yang tepat, di antaranya:
2. Membersihkan area popok atau kemaluan
Area ini patut dijaga kebersihannya apalagi jika lansia terpaksa pipis di dalam popok. Berikut tips untuk membersihkannya.
Di sisi lain, dr. Ika juga memberikan kiat untuk memilih sabun yang cocok bagi kondisi kulit lansia.
Ia meminta pengasuh lansia untuk memilih sabun dengan pH kisaran 5,5 yang sesuai untuk kulit, mengandung pelembap seperti ceramide atau gliserin, dan hindari sabun yang mengandung antiseptik, wangi berlebihan, dan pewarna tambahan.
https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/13/150339520/ketahui-penyebab-penuaan-pada-kulit-lansia-dan-cara-merawatnya