Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Agar Keserakahan Tidak Menjadi "Batu Sandungan"

Oleh: Fauzi Ramadhan dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Serakah merupakan suatu keinginan tak terkendali atas materi atau harta duniawi. Orang yang serakah tidak pernah merasa cukup sehingga kerap menginginkan lebih dari yang dimiliki.

Dalam banyak ajaran agama, tindakan serakah dianggap sebagai suatu perbuatan yang melanggar hukum Tuhan sehingga harus ditekan dan dihindari oleh manusia. Jika terus dilakukan, konsekuensinya adalah masuk ke neraka.

Selain itu, di kehidupan sehari-hari, tindakan serakah ternyata bisa membawa seseorang mengalami dampak-dampak negatif yang tidak diinginkan. Misalnya, dijauhi oleh keluarga, orang terdekat, hingga pasangan.

Selain dijauhi, keserakahan juga dapat menjadi bumerang menyakitkan bagi seseorang, seperti yang dialami oleh seorang pebisnis serakah Ellison Liddel. Meskipun sudah menjadi orang yang berada, Ellison selalu menginginkan lebih dari dipunya.

Hingga pada akhirnya, Ellison harus menelan maut akibat keserakahan yang ia lakukan kepada sang istri.

Kisah Ellison Liddel ini kemudian diangkat dalam audio drama persembahan Medio Podcast Network by KG Media dan Motion 97.5FM Jakarta bertajuk “Batu Sandungan” di siniar (podcast) Tinggal Nama.

Agar tidak seperti Ellison Liddel, kita harus bisa mencegah dan mengatasi tindakan serakah.

Bersyukur

Syukur merupakan tindak kedermawanan yang beketerbalikan dengan serakah.

Dengan bersyukur, kita akan menerima apa yang dimiliki dengan lapang dada. Tak hanya itu, bersyukur juga bisa meningkatkan kualitas hidup dengan mengurangi kecemasan.

Untuk dapat mempraktikan rasa syukur, kita bisa memulainya dengan cara-cara sederhana, seperti mengucapkan terima kasih, melakukan hal-hal baik kepada sesama, serta menerima apa yang sudah, sedang, dan kelak terjadi di kehidupan.

Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Sifat serakah acap kali terpicu akibat kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain. Kita jadi merasa harus memiliki apa yang mereka punya.

Perlu diingat bahwa keserakahan tidak akan membawa manusia ke dalam rasa puas. Meskipun sudah memiliki apa yang dimiliki oleh orang lain, kita selalu mengejar keinginan lainnya.

Alih-alih berfokus pada itu, cobalah melihat hal yang sudah dimiliki.

Dengan demikian, selain bisa lebih berhemat, kita juga akan mencapai suatu kepuasan batin jika melakukannya untuk diri sendiri.

Bermurah Hati dengan Berbagi ke Sesama

Melansir Coaching-Online.org, kemurahan hati dengan bersedekah dan berbagi bersama kelak membawa kita kepada kepuasan batin yang luas.

Akan tetapi, menjadi murah hati bukan sekadar membagikan apa yang dimiliki, tetapi juga mengubah pola pikir menjadi lebih baik.

Secara praktis, kita dapat bermurah hati melalui apa saja. Misalnya, membantu orang tanpa pamrih, memberikan bantuan ke orang yang membutuhkan, dan lain sebagainya.

Jangan sampai, kita larut dengan harta dunia sehingga lupa untuk bermurah hati kepada sesama, seperti yang dilakukan oleh Ellison Liddel.

Akibat benar-benar dibutakan oleh keserakahan, Ellison berani mengorbankan sang istri yang telah menemaninya sejak ia tak punya apa-apa.

Meskipun begitu, takdir berkata lain. Alih-alih menjadi korban, istrinya justru selamat dan Ellison harus menanggung akibat dari perbuatan serakahnya secara tragis.

Dengarkan kisah tragis Ellison Liddel ini dalam episode “Batu Sandungan” dalam siniar (podcast) Tinggal Nama di Spotify atau akses melalui tautan berikut dik.si/tn_batu.

Siniar Tinggal Nama merupakan podcast audio drama yang menyajikan berbagai macam cerita kriminal dari seluruh penjuru dunia. Episode terbaru tayang setiap Selasa dan Kamis. Selamat mendengarkan!

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/25/105832620/agar-keserakahan-tidak-menjadi-batu-sandungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke