Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Faktor Ini Bikin Gen Z Jadi Generasi Paling Kesepian, Apa Saja?

Ironisnya, riset membuktikan jika para anak muda ini juga terjebak sebagai generasi yang paling kesepian.

Sebanyak 73 persen Gen Z terkadang atau selalu merasa sendirian, angka tertinggi dibandingkan generasi lainnya.

Tantangan kesehatan mental yang dialami juga berbeda sehingga memicu stres, tertekan, sedih, kurangnya minat dan kehilangan energi.

Tak heran jika sebanyak 68 persen Gen Z juga mengaku merasakan stres yang signifikan tentang masa depan.

3 faktor yang membuat gen Z paling kesepian

Ryan Jenkins CSP, penulis sekaligus pendiri situs yang fokus pada tema kesepian mengatakannya ini ada kaitannya dengan pola hidup gen Z saat ini.

Begitu besarnya pengaruh teknologi yang membuat kehidupan generasi muda ini kurang sentuhan manusiawi.

"Sebagian besar organisasi tampaknya tuli terhadap seruan Gen Z untuk hubungan yang lebih manusiawi," katanya, dikutip dari Psychology Today.

Ia berpendapat, ada tiga faktor yang membuat gen Z menjadi generasi yang paling kesepian yakni:

Stimulasi berlebihan

Saat ini ada banyak hal yang menjadi stimulasi dan menyita waktu sekaligus perhatian seperti pekerjaan di kantor, urusan rumah, kemajuan teknologi, sampai konten media sosal.

Berbagao hal tersebut menghabiskan sebagian besar sumber daya kognitif kita sehingga tidak banyak yang tersisa untuk fokus pada orang lain.

Kita, khususnya Gen Z, lebih memilih email impersonal daripada empati, TikTok daripada sentuhan, teks daripada sentuhan, atau Instagram daripada tatap muka.

Namun ia meyakini overstimulasi membuat Gen Z memiliki lebih sedikit waktu untuk terhubung, membuat mereka merasa lebih kesepian.

Media sosial

Riset membuktikan pengguna media sosial akut secara signifikan lebih cenderung merasa sendirian, terisolasi, ditinggalkan, dan tanpa persahabatan.

Hal yang awalnya menjadi hiburan membuat kita terjebak pada kebiasaan membandingkan diri sendiri.

Namun ada juga yang merasa media sosial menghilangka perasaan kesepian di antara orang-orang yang sangat sosial.

“Media sosial paling efektif dalam mengatasi kesepian ketika digunakan untuk meningkatkan hubungan yang ada atau menjalin hubungan baru yang bermakna," kata Roger Patulny, profesor sosiologi di University of Wollongong di Australia.

Namun ia menambahkan, platform tersebut juga kontraproduktif jika digunakan sebagai pengganti interaksi sosial di kehidupan nyata.

"Jadi, bukan media sosial itu sendiri, tetapi cara kita mengintegrasikannya ke dalam kehidupan kita yang ada yang berdampak pada kesepian,” jelasnya.

Gen Z memiliki koneksi tak terbatas dengan adanya media sosial namun kuantitasnya tidak mengimbangkan kualitas koneksi yang dibutuhkan untuk mengurangi kesepian.

Koneksi online berkualitas tinggi jarang terjadi karena lingkungan yang didorong oleh status dan dipoles.

Kita tak lagi butuh rekomendasi atau pengetahuan mereka karena kini semuanya bisa dicari di Google atau Youtube.

Hal inilah yang kerap dilakukan oleh Gen Z dengan berkembangnya informasi terdesentralisasi dengan adanya internet.

Hal ini sebenarnya tidak selalu berguna karena cenderung lebih berguna dan cepat.

Tapi ini membuat kita tak lagi terkoneksi dengan manusia lainnya sehingga seharusnya diimbangi dengan membangun relasi di tempat lain.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/08/18/131658520/3-faktor-ini-bikin-gen-z-jadi-generasi-paling-kesepian-apa-saja

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke