Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Beda Serangan Panik vs Serangan Jantung, dari Gejala hingga Penanganan

Beberapa orang mungkin akan mengalami napas yang bergerak cepat, jantung berdebar-debar, dan ada perasaan aneh di dada.

Lantas, bagaimana cara mengetahui apakah kita sedang terkena serangan panik atau serangan jantung untuk bisa mendapatkan penanganan yang tepat?

Nah, dilansir dari laman Very Well Health, berikut pembahasan lebih lanjut mengenai gejala serangan panik dan serangan jantung, cara membedakannya, serta kapan harus mencari pengobatan medis.

Gejala serangan panik

Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), serangan panik adalah perasaan takut dan ketidaknyamanan yang hebat secara tiba-tiba, yang mereda setelah beberapa saat.

Serangan panik umumnya meliputi empat atau lebih dari gejala-gejala berikut ini:

• Ketakutan yang intens dan pikiran yang berpacu

• Perasaan kehilangan kendali

• Ketakutan akan kematian

• Perasaan terlepas dari lingkungan sekitar

• Jantung berdebar-debar

• Ketidaknyamanan di dada

• Sensasi tersedak

• Mual

• Berkeringat

• Gemetar

• Sesak napas atau napas cepat

• Mati rasa atau kesemutan

• Merasa panas atau dingin

• Pusing

Gejala panik juga didiagnosis pada orang yang mengalami episode serangan panik berulang, yang menyebabkan tekanan dan berdampak pada kehidupan mereka.

Gejala serangan jantung

Serangan jantung terjadi ketika penyumbatan mengganggu aliran darah dalam arteri yang memberi makan jantung.

Gejala yang paling umum adalah tekanan atau ketidaknyamanan pada dada. Namun, gejala tambahan seperti kelelahan, mual, pusing, dan sesak napas dapat terjadi, terutama pada wanita.

Berikut ini adalah gejala yang terkait dengan serangan jantung:

• Ketidaknyamanan dada di bawah tulang dada

• Ketidaknyamanan yang menjalar ke leher, rahang, atau lengan atas

• Sesak napas

• Kepala terasa ringan

• Kelelahan

• Mual

• Berdebar-debar

• Berkeringat

Ada pun faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya serangan jantung antara lain:

• Merokok dan paparan asap rokok

• Kolesterol tinggi

• Tekanan darah tinggi

• Diabetes

• Obesitas

• Pola makan yang tidak sehat

• Gaya hidup yang tidak banyak bergerak

Selain itu, riwayat angina, atau nyeri jantung karena kurangnya aliran darah yang cukup ke otot jantung merupakan gejala yang sangat mengkhawatirkan yang dapat menjadi tanda arteri koroner yang tersumbat.

Hal ini harus segera dievaluasi oleh dokter atau ahli kesehatan jantung.

Perbedaan serangan panik dan serangan jantung

Ada beberapa perbedaan utama antara serangan panik dan serangan jantung yang dapat membantu menentukan mana yang terjadi.

• Lokasi dan jenis nyeri

Pada serangan jantung, nyeri biasanya dirasakan di bawah tulang dada sebagai tekanan yang tumpul. Nyeri ini dapat menjalar hingga ke leher dan rahang atau ke bawah lengan kiri.

Nyeri ini merupakan nyeri yang samar-samar yang tidak dapat ditemukan secara spesifik dengan ujung jari.

Rasa sakit yang tajam atau rasa sakit yang dapat kita tunjuk dengan jari tidak mungkin berasal dari jantung.

Sebaliknya, serangan panik dapat menyebabkan nyeri dada dengan sensasi tajam atau menusuk, atau sensasi tercekik di tenggorokan.

• Gejala terkait

Baik serangan panik maupun serangan jantung dapat memiliki gejala-gejala terkait berikut ini, yang dapat membuat keduanya sulit dibedakan:

- Sesak napas

- Mual

- Kepala terasa ringan

- Berkeringat

- Perasaan akan datangnya malapetaka

Serangan jantung juga dapat disertai kelelahan, pingsan, atau kehilangan kesadaran.

Namun, serangan panik secara khusus ditandai dengan jantung yang berdebar-debar, pikiran yang berpacu, gemetar, kesemutan atau mati rasa, dan sensasi tercekik.

• Durasi gejala

Angina, atau nyeri jantung yang disebabkan oleh jantung yang tidak mendapatkan cukup darah (seperti ketika ada penyumbatan arteri koroner), berlangsung lebih lama dari beberapa menit dan dapat datang dan pergi.

Hal ini dapat disebabkan atau diperburuk oleh aktivitas fisik.

Serangan jantung juga dapat terjadi secara tiba-tiba dengan gejala yang dapat berlangsung berjam-jam atau hingga arteri yang tersumbat ditangani.

Sedangkan, ketika serangan panik terjadi, gejala biasanya memuncak dalam intensitas setelah sekitar 10 menit, dan biasanya mereda setelah 20 menit.

• Pemicu serangan

Tanda-tanda pemicu serangan jantung meliputi:

- Ketidaknyamanan dada saat beraktivitas

- Sesak napas saat beraktivitas

- Stres yang disebabkan oleh masalah kesehatan emosional atau mental

Ketidaknyamanan dada yang dipicu oleh aktivitas harus ditanggapi dengan sangat serius karena hal ini dapat merupakan tanda penyumbatan pada arteri koroner.

Namun demikian, serangan jantung juga dapat terjadi saat istirahat tanpa peringatan atau saat melakukan aktivitas fisik.

Tanda-tanda pemicu serangan panik meliputi:

- Merasa sangat cemas atau stres

- Pikiran berpacu yang terasa di luar kendali

Serangan panik juga bisa dimulai secara acak atau dipicu oleh tekanan psikologis.

Sebagai contoh, beberapa orang mengalami serangan panik secara tiba-tiba dan orang lain mungkin mengalami gejala serangan panik saat menghadapi fobia, seperti fobia klaustrofobia atau ketakutan akan ketinggian.

Tindakan pencegahan

Mencegah serangan jantung termasuk mengendalikan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan kolesterol tinggi, menghindari rokok dan alkohol, mengonsumsi makanan yang sehat, serta menjalani gaya hidup aktif.

Sementara pencegahan serangan panik mencakup perhatian terhadap kesehatan mental.

Misalnya, mengendalikan stres dan kecemasan, terapi perilaku kognitif (CBT), latihan pernapasan setiap hari, aktivitas fisik, dan obat-obatan, semuanya dapat membantu mencegah serangan panik berulang.

Kapan harus mencari pertolongan medis

Jika kita merasa ragu apakah kita mengalami serangan jantung, segera cari bantuan medis.

Nyeri dada dapat merupakan tanda serangan jantung yang serius.

Karena serangan panik dapat sulit dibedakan dari kondisi lain yang lebih serius, episode pertama dari serangan panik yang dicurigai akan mendorong kita untuk mencari bantuan medis.

Orang yang telah didiagnosis dengan gangguan panik dan mengalami serangan panik berulang akan terbiasa dengan gejalanya dan dapat diyakinkan bahwa gejalanya akan hilang seiring berjalannya waktu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/08/16/150918720/beda-serangan-panik-vs-serangan-jantung-dari-gejala-hingga-penanganan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke