Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Suntik Botox Pertama Kali

KOMPAS.com - Suntik botox tampaknya bukan lagi hal baru di dalam dunia kecantikan.

Prosedur yang satu ini bertujuan untuk merekonstruksi struktur wajah, seperti menghilangkan kerutan, garis halus hingga tanda-tanda penuaan yang lain.

Tetapi, sebelum melakukan prosedur botox untuk pertama kali, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Mulai dari efek sampingnya hingga kemungkinan risiko lain yang mungkin saja bisa menimbulkan penyesalan.

Hal yang harus diperhatikan sebelum botox

Botox yang biasanya disuntikkan ke wajah, secara umum bekerja dengan menghambat sinyal saraf yang ada di dalam otot, sehingga membuatnya lebih rileks.

Ketika otot wajah dalam keadaan rileks, maka permukaan kulit akan menjadi lebih halus dan kencang, sehingga kerutan-kerutan halus di wajah pun dapat memudar.

Di Indonesia sendiri, botox juga termasuk prosedur estetika yang terbilang aman, namun dalam pengerjaannya harus melalui pengawasan ketat dari praktisi kesehatan.

Setelah mendapat pengarahan tentang semua potensi risiko dan instruksi perawatan botox, sebaiknya kita harus memerhatikan beberapa hal berikut ini, apalagi kalau ini adalah pengalaman botox pertama kali.

1. Ada risiko kelopak mata menurun

Sebelum prosedur dilakukan, perawat atau praktisi medis biasanya akan meminta pasien untuk menyetujui semua risiko atau kemungkinan yang terjadi, termasuk kelopak mata yang menurun atau disebut ptosis.

Menurut laporan WebMD, sekitar 5 persen pasien dapat mengalami penurunan kelopak mata. Jumlah risiko itu akan berkurang ketika ditangani atau prosedurnya dilakukan pada dokter kulit yang berpengalaman.

Meski pun faktor risikonya terbilang rendah, tetapi efeknya akan tetap ada. Efek sampingnya pun dapat berlangsung sekitar 2 sampai 3 minggu.

Maka dari itu, persiapkan waktu sebaik mungkin agar setelah menjalani prosedur botox kita tidak pergi ke luar rumah atau menghadiri acara-acara penting. Sebab, kelopak mata yang menurun itu tentu dapat mempengaruhi kepercayaan diri.

2. Sakit kepala dan tidak boleh minum obat pereda nyeri

Ini yang paling sulit dijalani saat melalui prosedur botox. Belum lagi jika jumlah tusukannya terbilang banyak, karena efeknya bisa menimbulkan memar, sakit kepala hingga bengkak.

Sementara itu, pasien yang baru saja botox juga tidak disarankan minum obat pereda nyeri karena dikhawatirkan ada efek obat yang memengaruhi efektivitasnya.

Efek samping yang satu ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan selama beberapa hari setelah menjalani prosedurnya.

3. Dilarang berolahraga berat atau minum alkohol

Selama 24 jam, ada aturan dari praktisi kesehatan agar tidak melakukan olahraga atau aktivitas fisik yang berat.

Panduan ini mungkin dapat bervariasi, beberapa orang mungkin masih bisa berolahraga ringan setelah 4 jam perawatan, sementara yang lain tidak demikian.

Konsumsi minuman beralkohol juga tidak disarankan, setidaknya 48 jam setelahnya.

4. Botox perlu diulangi secara berkala

Sebelum suntik botox untuk pertama kali, pastikan kita mengetahui kalau efek pengencangan kulit dan keriput tidak bisa efektif dalam satu kali suntik saja.

Supaya manfaat dan hasil jangka panjangnya memuaskan, botox perlu dilakukan secara konsisten setiap 3 hingga 4 bulan sekali.

Prosedur botox yang perlu di-retouch setiap beberapa bulan sekali ini tentu akan memakan waktu dan biaya agar kita suntik botox setiap jatuh tempo.

5. Tidak boleh dilakukan saat hamil atau program hamil

Memulai program botox seharusnya dilakukan jauh-jauh hari sebelum merencanakan kehamilan, sebab botox juga berpotensi berbahaya bila diterapkan pada ibu hamil atau berencana untuk hamil.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/12/08/193654320/5-hal-yang-harus-diperhatikan-sebelum-suntik-botox-pertama-kali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke