Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Makanan yang Memicu Efek Penurunan Berat Badan seperti Obat Diet

KOMPAS.com - Salah satu obat paling populer untuk menurunkan berat badan adalah Ozempic. Bahan dalam obat, yakni agonis GLP-1, disebut sangat efektif dalam menekan nafsu makan, menstabilkan kadar gula darah, dan meningkatkan rasa kenyang. 

Namun, obat penurun berat badan ini tidak cocok untuk semua orang sehingga para peneliti mencari alternatif lain yang lebih aman dan sehat.

Untunglah mereka menemukan bahwa makanan tertentu dapat membantu memicu efek seperti Ozempic sehingga tujuan penurunan berat badan kita dapat tercapai.

Christopher McGowan, MD, spesialis pengobatan obesitas dan pendiri True You Weight Loss, menyarankan untuk memulai pola makan yang kaya akan bahan nabati dan menghindari makanan olahan. Selain itu, mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan dan serat sangat bermanfaat untuk menurunkan berat badan.

McGowan mengatakan bahwa selain membantu menurunkan berat badan, makanan ini juga dapat melindungi tubuh dari efek negatif kelebihan berat badan, "termasuk resistensi insulin, disregulasi metabolisme, peningkatan asam lemak bebas, dan peradangan kronis tingkat rendah."

Antioksidan dapat membantu menetralkan stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh, serta membantu mengurangi inflamasi yang terjadi akibat kelebihan berat badan dan obesitas. Efek ini selanjutnya dapat membantu mengurangi kerusakan sel, yang dapat berdampak buruk pada tubuh.

Nah, kamu tentu ingin tahu makanan kaya antioksidan mana yang dapat membantu menurunkan berat badan sekaligus menyehatkan. Inilah lima makanan yang direkomendasikan dokter.

Menurut penelitian tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Current Research in Food Science, senyawa antioksidan seringkali mempengaruhi warna tanaman.

Misalnya, antosianin --yang merupakan salah satu jenis antioksidan-- memberi warna merah, biru, dan ungu pada buah-buahan dan sayuran. Karotenoid dikaitkan dengan warna merah atau oranye, sedangkan klorofil memberi warna hijau pada buah-buahan dan sayuran.

“Buah dan sayuran berwarna lebih gelap cenderung mengandung fitonutrien dan antioksidan,” kata McGowan. “Contohnya termasuk buah beri gelap (blueberry dan blackberry), tomat, sayuran berdaun hijau, sayuran seperti brokoli dan kubis Brussel,” katanya kepada Best Life.

"Kacang-kacangan dan biji-bijian memberikan protein, serat, dan nutrisi," kata Harvard Health Publishing. "Kacang juga mengandung lemak tak jenuh, protein, serat, dan nutrisi sehat lainnya."

Kacang kenari yang kaya akan folat, vitamin E, asam lemak omega-3, dan magnesium, diyakini sangat bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa kacang kenari mirip dengan obat penurun berat badan tertentu yang bekerja dengan mengaktifkan bagian otak yang terlibat dalam nafsu makan dan pengendalian impuls.

Legume memiliki kandungan lemak dan indeks glikemik yang rendah. Polong-polongan ini tinggi serat dan protein nabati, serta memberi rasa kenyang dan meningkatkan mikrobioma usus. Jelas, polong-polongan memiliki potensi untuk memainkan peran penting dalam memerangi obesitas, kata sebuah studi tahun 2020 di Journal of Nutrition and Metabolism.

Sekali lagi, mencari tanaman yang berwarna pekat akan membantu meningkatkan asupan antioksidan. “Sebagian besar laporan menunjukkan bahwa kacang-kacangan dan polong-polongan dengan kulit biji berwarna gelap memiliki kandungan antioksidan yang tinggi,” catat studi terpisah tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal Sustainable Agriculture Reviews.

Faktanya, sebuah penelitian tahun 2013 yang diterbitkan dalam Journal of Research in Medical Sciences menemukan bahwa minum teh hijau setiap hari memiliki manfaat penurunan berat badan dan manfaat kesehatan yang besar.

"Konsumsi empat cangkir teh hijau per hari mendorong penurunan berat badan dan massa tubuh secara signifikan, termasuk penurunan lingkar pinggang dan tekanan darah sistolik."

“Status vitamin C berbanding terbalik dengan massa tubuh. Individu dengan status vitamin C yang tinggi mengoksidasi 30 persen lebih banyak lemak selama olahraga, dibandingkan individu dengan status vitamin C rendah.

Dengan demikian, orang yang kekurangan vitamin C mungkin lebih sulit menghilangkan massa lemak, jelas sebuah studi tahun 2005 di Journal of American College of Nutrition.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/03/06/080230620/5-makanan-yang-memicu-efek-penurunan-berat-badan-seperti-obat-diet

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke