Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unair Bangun Kawasan Tanpa Rokok

Kompas.com - 13/11/2008, 17:55 WIB

SURABAYA, KAMIS - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya akan membangun sejumlah kawasan tanpa rokok sebagai antisipasi bahaya merokok bagi kesehatan manusia.

Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair Surabaya, Prof.Dr.Mukeno, mengatakan hal itu dilakukan sebagai tindak lanjut dari adanya peraturan daerah (perda) kawasan tanpa rokok (KTR) dan kawasan terbatas merokok (KTM) yang telah disahkan DPRD Surabaya beberapa waktu lalu.

"Rokok hingga saat ini sudah meracuni masyarakat, tak terkecuali mahasiswa," katanya di acara sosialisasi KTR/KTM di Unair Surabaya, Kamis.

Menurut dia, selama ini KTR di dunia kampus belum banyak dipraktekkan di sejumlah universitas di Indonesia. Hanya saja yang selama ini sudah melakukan hanya di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI).

Sebagai daerah pengusung perda KTR/KTM, Unair Surabaya akan mendukung sepenuhnya pelaksanaan tersebut dengan membangun sejumlah kawasan bebas rokok di Unair.

Perda KTR/KTM harus diterapkan mengingat bahaya rokok sudah menyebar di kalanganh masyarakat. Tidak hanya bagi perokok yang terkena, melainkan juga para perokok pasif yang ada di sekitarnya.

"Perda KTR tidak akan jalan jika tidak adanya kesadaran dari masyarakat," katanya.

Sementara itu, salah seorang mahasiswa FKM Unair, Ahmad Khoirur Rozi, mengatakan rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan.

"Namun di balik manfaat rokok, terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok (perokok pasif)," katanya.

Pihaknya menyerukan semua elemen masyarakat untuk waspada terhadap bahaya merokok bagi kesehatan. Pasalnya asap rokok tersebut mengandung kurang lebih 4.000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh.

Beberapa zat yang dianggap berbahaya tersebut meliputi tar, nikotin, karbon monoksida, dan lainnya. "Bahkan rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com