Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kismis, Kudapan Sehat Hambat Bakteri

Kompas.com - 08/03/2010, 09:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ukurannya kecil, tetapi kandungan kalorinya besar karena berisi gula yang tergolong tinggi. Gula yang menimbulkan rasa manis ini membuat kismis menjadi kudapan yang digemari anak-anak.

Konsumsi secara moderat tidak menjadi masalah karena kismis dibuat dari anggur merah yang dikeringkan. Bila dibandingkan dengan bahan segarnya, kadar serat kismis jauh lebih tinggi karena bentuknya lebih kering.

Sekitar 40 gram kismis dihitung sebagai satu porsi buah. Ini berarti setengah dari konsumsi buah harian yang direkomendasikan bagi anak dengan diet 1.000 kalori.
Selain mengandung antioksidan, kismis juga tinggi karbohidrat serta kaya serat dan zat besi. Dalam kismis juga terkandung potasium dan zat besi. Sekitar 7 persen kebutuhan dua mineral tersebut bisa diperoleh dari 25 gram kismis.

Namun, pemberian kismis bagi anak harus diperhatikan. Bentuknya yang kecil bisa menyebabkan anak tersedak. Itu sebabnya, Texas Children Hospital, Amerika Serikat, tidak menganjurkan pemberian kismis pada anak berusia di bawah dua tahun.

Menurut Prof. DR. Made Astawan, MS, ahli teknologi pangan dan gizi dari IPB, kandungan kismis yang utama adalah karbohidrat, vitamin, dan mineral, sedangkan kadar proteinnya rendah. Rasa manis yang timbul pada kismis memang disebabkan kadar gula yang cukup tinggi. Jenisnya gula sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Sukrosa dan fruktosa relatif lebih sedikit membuat gigi berlubang.

Menghambat Bakteri

Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari University of Illinois, Chicago College of Dentistry, AS, menunjukkan bahwa konsumsi kismis membantu mencegah terjadinya gigi berlubang serta penyakit gusi. Rupanya, lima jenis antioksidan yang terdapat pada kismis berguna dalam pencegahan tersebut.

Kandungan asam oleanolik dan komponen fitokimia lainnya juga menghambat pertumbuhan bakteri dalam mulut, terutama bakteri yang bertanggung jawab terhadap kerusakan gigi. Fitokimia merupakan komponen antioksidan alami yang dijumpai pada tumbuhan.

Fitokimia yang terdapat pada kismis yang spesifik ini membantu melawan kerusakan gigi dan penyakit gusi. Begitu pernyataan Julie Jones, Ph.D, profesor bidang gizi dari College of St. Catherine.

Asam tersebut akan menghentikan upaya bakteri dari perlengketan pada permukaan gigi. Dengan demikian, akan mencegah terjadinya plak. Hasil penelitian yang dibiayai oleh California Raisin Marketing Board dipresentasikan awal tahun 2005 pada pertemuan American Society for Microbiology, Atlanta, AS.

Walau demikian, masih banyak ahli yang tetap menganggap bahwa kismis bisa merusak gigi. Ada benarnya pernyataan itu, terlebih bila sehabis mengonsumsi kismis anak lupa menggosok gigi.

Sebenarnya ada dua faktor utama yang meningkatkan risiko gigi berlubang pada anak. National Network for Child Care, Iowa State Unviersity, menyebutkan bahwa lamanya makanan berada pada mulut dan jumlah kandungan gula yang ada pada makanan yang dikonsumsi, akan meningkatkan risiko kerusakan gigi. Bila makanan tersebut lengket atau dikulum, akan bertahan lebih lama dalam mulut. Makanan seperti popcorn yang berselaput karamel lebih cenderung menyebabkan terjadinya gigi berlubang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com