Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denni, Si Pelopor Oleh-oleh Batam

Kompas.com - 21/07/2012, 19:12 WIB

Tambah kapasitas

Juni 2008, Denni mendapat kredit usaha rakyat Rp 500 juta. Pinjaman tanpa agunan tersebut memungkinkan ia mengembangkan sayap. Ia menambah dua gerai di pusat kota dan satu lagi di kawasan pinggiran. Pabrik dipindahkan dari kawasan Batu Aji ke gerai baru di Batam Center. Pabrik itu memasok produk untuk gerai di Batu Aji, Penuin, Tiban, Nagoya, dan Bandara Hang Nadim.

Produknya makin dikenal dan jadi oleh-oleh utama di Batam. Wisatawan asing dan domestik kerap membawa Kek Pisang Villa sebagai oleh-oleh. Peserta acara-acara di Batam kerap membawa berkardus-kardus Kek Pisang Villa saat meninggalkan Batam.

Terkadang panitia membantu. Kerap pula peserta memburu sendiri di sejumlah gerai CV MKB. Denni juga mengirimkan tim penjual ke lokasi acara. Cara penjualan jemput bola itu dipertahankan sampai sekarang.

Dengan berbagai kombinasi pemasaran dan penjualan itu, sekarang rata-rata terjual 2.500 kotak per hari pada hari biasa. Pada musim liburan, gerai-gerai Denni bisa menjual hingga 3.500 kotak kue per hari. Dengan harga minimal Rp 35.000 per kotak, Denni meraup Rp 87,5 juta per hari dari penjualan kue saja, belum dari penjualan aneka produk UKM mitra CV MKB. ”Sekarang kami tidak beli pisang di pasar. Kami ambil pisang dari Medan, Sumatera Utara. Saya tidak ingat berapa ton per bulan,” tuturnya.

Pundinya tidak hanya terisi dari gerai di Batam. Tahun lalu, Denni melebarkan sayap ke Pekanbaru. Di sana, ia mengolah durian menjadi aneka jenis kue dengan merek Viz Cake. ”Durian bisa didapat kapan saja. Namun, belum ada produk olahan berupa kue durian. Saya masuk di celah itu,” ujarnya.

Dalam setahun, Viz Cake berkembang pesat. Kini, empat gerai dibuka di Pekanbaru dengan penjualan harian rata-rata 500 kotak.

Kini, Denni tidak lagi mengurus sendiri usahanya. Operasi sehari-hari diserahkan kepada profesional. Ia berkonsentrasi pada strategi pengembangan.

Meski sudah sukses, Denni tetap sederhana. Jika ke kantor, ia kerap hanya menggenakan kaus, celana jeans, dan sandal. Sepintas ia tak terlihat sebagai pengusaha muda dengan omzet rata-rata Rp 3 miliar per bulan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com