Ada pun pameran serupa sudah pernah digelar di Sydney, sejak tahun 2012. Nantinya acara serupa akan diadakan di setiap ibukota negara bagian di Australia.
Baca juga: Kolaborasi 4 Desainer dan Blibli.com Hadirkan Fashion Fusion
Sedangkan untuk di luar negeri, pameran sudah dilakukan di Malaysia dan Indonesia.
Kurator Museum of Applied Arts & Science, Glynis Jones menjelaskan, benang merah koleksi adalah pakaian perempuan muslim dari segala jenis.
Mulai pakaian renang, pakaian olahraga, denim kasual, high-end fashion, dan lainnya.
Meski jumlah umat Muslim di Australia relatif masih sedikit, namun angkanya terus bertambah.
Dari segi fesyen, mereka tetap memamerkan pakaian sesuai dengan gaya hidup kosmopolitan di Australia.
Sebab, kebanyakan dari populasi Muslim tersebut adalah mereka yang lahir di Australia.
Respons dari pameran pakaian Muslim, menurut Jones, tergolong sangat menarik. Sebab, tidak semua yang datang dan menikmati adalah umat Muslim.
Dia menyebut, 50 persen pasar Aheda pun adalah kalangan non-Muslim.
Salah satu alasan "modest wear" semakin bertumbuh di Australia adalah karena banyak anggota masyarakat di sana yang mulai mencari pakaian yang lebih longgar.
"Mereka tidak banyak menemukan pada mainstream fashion selain pakaian yang terlalu pendek atau terlalu ketat."
"Mereka ingin potongan yang lebih longgar, lebih panjang. Dan komunitas Muslim membawa tren itu," kata Glynis.
Baju renang hingga pakaian kasual
Sambil melihat koleksi yang dipamerkan, pengunjung juga bisa membaca kisah para desainer soal umat Muslim di Australia.