Misalnya Eisha Saleh, desainer sekaligus Direktur "Baraka Women" berbisnis pakaian Muslim karena pengalaman masa lalunya.
Saat mengenakan hijab, Eisha kesulitan menemukan pakaian yang trendi namun tetap sesuai syariat Islam, dengan siluet panjang dan longgar.
Ia pun kemudian mendirikan Baraka Women, dengan koleksi yang cenderung minimalis dan menonjolkan print dan motif.
Sementara itu, founder sekaligus desainer "Ahiida", Aheda Zanetti punya alasan lain di balik langkahnya membuat brand pakaian renang dan olahraga.
Tak hanya bagi perempuan Muslim, ternyata banyak pula perempuan non-Muslim yang mencari pakaian renang tertutup untuk melindungi kulit dari matahari.
Ahiida pun kini menjadi merek yang tergolong dikenal di kancah global.
Sedangkan Howayda Moussa dan Hanadi Chehab memiliki nilai lain yang dibawa lewat koleksinya di "Integrity Boutique".
Sasaran pasar Integrity tak hanya perempuan Muslim, tapi juga perempuan non-Muslim.
Koleksi mereka banyak menonjolkan detail mengkilap yang memberi kesan mewah serta bermain pada bahan.
"Kami ingin baju kami menjadi milik semua orang."
"Kami ingin para perempuan Muslim tidak merasa berbeda dengan yang lain, serta masih bisa bergaya," tulis mereka dalam deksripsi koleksinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.