Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2018, 19:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Maka, untuk mengetahui penanganan yang tepat, seorang perempuan harus mengetahui penyebab keputihan tersebut.

Baca juga: Tak Perlu Cemas, Begini Cara Mengatasi Keputihan

Mery mengatakan, bakteri adalah penyebab keputihan yang paling banyak.

Ciri-cirinya adalah area kewanitaan yang memiliki bau, amis, dan nyeri saat berhubungan seksual.

Penyebab terbanyak berikutnya adalah jamur, yang menyebabkan keputihan, dengan lendir berwarna putih susu.

Mery mengatakan, rasa gatal paling dominan pada keputihan akibat jamur seperti ini.

Sementara, trikomonas memiliki keputihan yang sedikit berbeda, yakni keluarnya cairan berwarna kuning kehijauan yang kadang berbusa.

"Jamur yang paling dominan rasa gatalnya. Kalau bakteri dan trikomonas jarang gatal," kata  Mery.

Penyebab infeksi area kewanitaan

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan peningkatan risiko vaginitis.

Faktor internal, misalnya, kebiasaan merokok, dan kebersihan diri yang kurang dijaga.

Lalu, faktor eksternal, misalnya, penggunaan alat kontrasepsi, douching berlebihan, celana dalam berbahan nilon, hingga penggunaan antibiotik yang berlebihan.

Douching adalah membilas atau mencuci vagina dengan cara menyemprotkan air atau cairan lain.

Baca juga: Kapan Keputihan Dianggap Tidak Normal?

"Kalau penggunan antibiotik berlebihan jamur malah akan tumbuh subur," kata Mery.

Menstruasi

Faktor lainnya adalah menstruasi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com