Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 18 Mei 2018, 17:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber Parents

KOMPAS.com - Popularitas diet ketogenik untuk menurunkan berat badan dengan cepat tentu menggoda para ibu untuk menghilangkan berat badan setelah hamil dan melahirkan. Amankah dilakukan saat sedang masa menyusui?

Diet ketogenik atau disingkat diet keto memiliki pola makan tinggi lemak dan rendah karbohidrat.

Diet ini sebenarnya sudah lama dipakai untuk mengatasi kondisi medis seperti gangguan kejang. Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir lebih popular untuk menurunkan berat badan.

Penganut metode diet ini umumnya akan mengonsumsi banyak daging, sayuran, produk susu tinggi lemak seperti es krim dan butter, kacang-kacangan, atau santan.

Sumber karbohidrat seperti nasi, serelia, kentang, dan sumber gula, akan dihindari.

Para ahli menganggap diet ini punya kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya, karena kita membatasi makanan yang diproses dan kemasan, tentu kita akan makan lebih banyak nutrisi dan mengurangi gula.

Baca juga: 5 Tanda Diet Keto Menunjukkan Hasil

Sampai saat ini belum ada bukti yang menyebut diet rendah karbohidrat akan mengurangi produksi ASI atau membuat mutu ASI berkurang.

Walau begitu, pola makan yang ekstrem seperti diet keto ini tetap tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui.

"Pertama, karena diet ini melarang konsumsi banyak makanan yang sebenarnya sehat, seperti buah dan serelia utuh," kata ahli gizi Elizabeth Ward, penulis buku  Expect The Best: Your Guide to Healthy Eating Before, During, and After Pregnancy.

Ward menjelaskan, kekurangan makanan berpati seperti nasi, kentang, atau gandum, akan berdampak buruk bagi usus karena banyak bakteri baik yang mendapat makanan dari serat dalam makanan itu.

"Asupan lemak yang tinggi, terutama lemak jenuh, dalam jangka panjang tidak baik untuk jantung," katanya.

Karena asupan kalori berkurang, menurut Ward, ada kemungkinan produksi ASI ikut menurun.

Baca juga: Diet Ketogenik Harus Dalam Pengawasan Dokter

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah hidrasi. Ibu menyusui butuh banyak cairan untuk suplai ASI yang optimal.

"Tetapi saat ketosis, liver akan memproduksi zat yang disebut ketones yang dipakai sel untuk energi lalu dikeluarkan lewat urine. Ketosis dapat menyebabkan dehidrasi," ujarnya.

Bagi orang yang baru memulai diet ini, asupan karbohidrat yang rendah bisa membuat tubuh menjadi lemas karena otak agak "lemot".

Otak kita butuh banyak glukosa yang normalnya disediakan karbohidrat. Saat tubuh belajar menggunakan lemak sebagai sumber energi, kita bisa agak susah konsentrasi atau berpikir.

"Saat ini memang belum ada bukti dari bahaya ketones pada ASI, tetapi tidak perlu ambil risiko karena kesehatan ibu dan bayi yang utama," kata Ward.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau