KOMPAS.com - Banyak orangtua menginginkan anaknya serba bisa, punya banyak kemampuan, berprestasi, dan pandai bersosialisasi. Akibatnya, tak sedikit yang mendaftarkan anak-anaknya ke berbagai macam les, kursus, dan kegiatan.
Mulai dari kegiatan tambahan di sekolah seperti ekstrakulikuler, hingga kegiatan di luar sekolah.
Namun, orangtua perlu berhati-hati. Jangan biarkan kegiatan anak terlalu padat, sehingga masa kanan-kanaknya terenggut. Termasuk hilangnya waktu kebersamaannya dengan keluarga.
"Anak-anak yang memiliki jadwal kegiatan terlalu padat akan tak punya waktu menjadi anak-anak, dan keluarga mereka tak memiliki waktu pula untuk menjadi keluarganya," kata dokter anak Deb Lonzer, MD, seperti dilansir dari Cleveland Clinic.
Anak-anak dengan jadwal sangat padat seringkali lalai menjaga pola makan dan tidurnya, bahkan tak memiliki cukup waktu untuk berteman.
Hal ini akan memicu depresi, kecemasan dan hambatan bagi anak dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.
Baca juga: Tempat Terbaik Untuk Anak Tumbuh, Di Mana Posisi Indonesia?
Realistis
Jika waktu yang tersedia hanya beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan sekali karena jadwal anak padat, tandanya ada kegiatan anak yang perlu disesuaikan.
Dr. Lonzer meyakini, aktivitas anak tak perlu dibuat padat setiap hari. Ia menyarankan orangtua agar membebaskan anak memilih tiga kegiatan favoritnya untuk dijalankan.
Cobalah patuh dengan kegiatan tersebut. Jika anak ingin menambah kegiatan lainnya, pastikan mengeliminasi satu dari tiga kegiatan tersebut.
"Membantu anak memilih aktivitas akan memberikan banyak manfaat, baik untuk anak maupun orangtua, terhadap waktu yang mereka akan investasikan," ujar Dr. Lonzer.
Baca juga: Gawai Sebabkan Anak Terlambat Bicara, Benarkah?
Pentingnya waktu bersantai
"Keseimbangan antara aktivitas dan kesenangan serta waktu beristirahat akan membantu anak melihat apa saja hal yang paling penting," ucap Dr. Lonzer.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.