Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/07/2018, 15:20 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Namun, pastikan waktu santai tersebut tidak menjadi "screen time". Dr. Lonzer mengatakan, aktivitas berlebihan tetap lebih baik ketimbang membiarkan anak bermalas-malasan dengan ponsel, tablet atau televisi.

"Selama waktu bersantai, alat elektronik harus dimatikan," kata dia.

Selain itu, cobalah selipkan kegiatan yang membangun kreativitas dan imajinasi pada waktu main mereka. Buatlah waktu tersebut menjadi kegiatan menyenangkan.

"Misalnya dengan memberikan kotak kartu, papan catur atau mainan lain ketimbang mainan tak berguna," kata Dr. Lonzer menyarankan.

Baca juga: Tak Perlu Khawatir Saat Anak Bermain Sendiri

Jika anak memiliki teman-teman untuk bermain, jangan terlalu ketat mengatur waktu main mereka. Biarkan mereka bereksplorasi dan menemukan hal-hal baru.

Sedangkan ketika mereka mengaku bosan, berilah keleluasaan dengan memberi solusi.

Selain itu, jangan larang anak untuk berkhayal. Berkhayal kedengarannya seperti menghabiskan waktu, namun hal itu mampu menghidupkan otak mereka.

Ketika anak cenderung tak tertarik bergabung dengan anak-anak lainnya hal itu tak perlu dikhawatirkan. Beberapa anak cenderung lebih senang bermain sendiri dengan mainannya.

Memaksa anak untuk bergabung dengan kelompok anak yang tidak diinginkannya akan membuat anak cenderung berontak.

Baca juga: Ajari Anak Keberagaman Sedini Mungkin

Atur waktu keluarga

Orangtua harus mengalokasikan waktu anak bersama keluarga. Salah satunya bisa dengan menyediakan waktu sekitar 20 menit untuk main bersama.

Kebersamaan telah terbukti efektif membangun imajinasi anak dan menguatkan hubungan antar anggota keluarga.

Hal ini akan mengurangi tingkah laku yang mengandung risiko seperti mencoba narkoba, bahkan membantu mereka melalui masalah berat badan ketika tumbuh besar.

Baca juga: Jenis Olahraga Anak Sesuai Usia dan Perkembangannya

Para orangtua juga bisa mengajak jalan anak-anaknya. Tinggalkan alat-alat elektronik sesaat dan nikmati pengalamannya. Orangtua dan anak bisa membangun dialog berkualitas selama jalan-jalan.

Pada kesempatan tersebut, jangan bicarakan soal sekolah, pekerjaan rumah atau memikirkan pekerjaan orangtua.

Bantulah anak untuk memahami bahwa menikmati momentum adalah hal yang bagus.

"Sampaikan pada mereka, tak perlu khawatir dengan hal-hal yang akan terjadi. Mari pikirkan saja hal yang terjadi saat ini," kata Dr. Lonzer.

Terakhir, Dr. Lonzer menyarankan untuk menjunjung keseimbangan hidup.

"Biarkan anak melihat orangtuanya bersemangat, tidak bermalas-malasan atau gemar menumpuk pekerjaan. Namun tunjukkan bahwa kita (orangtua) mampu mengatur waktu dengan baik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com