Pada peragaan busana kolaborasi tersebut, Wilsen menampilkan koleksi busana wanita yang sebetulnya tidak menitikberatkan pada satu gender saja alias uniseks.
Ide itu ditunjukkan dengan pemilihan potongan busana kerja yang kebanyakan berupa kemeja, jas, jaket, celana, meskipun ada beberapa dress.
Beberapa busana memiliki gaya tampilan Jepang, misalnya menggunakan kain membentuk obi atau bentuk seperti kimono.
Wilsen menilai, bentuk busana ala Jepang relatif sesuai dengan karakter berbusana orang Indonesia yang memiliki berbagai macam bentuk tubuh dan warna kulit.
Meski dominasi warna koleksi tersebut adalah hitam dan putih, namun beberapa busana memiliki unsur warna turquoise, tosca, dan juga biru langit.
Baca juga: Melihat Arloji Berlian Casio yang Harganya Mengejutkan...
Ciri khas busana Wilsen biasanya memadukan beberapa pakaian, sehingga terlihat bertumpuk.
Namun kali ini, ia berupaya menampilkannya secara sederhana, agar tampak seperti busana kerja pada umumnya.
"Palet warnanya sangat subtle, pastel, elegan, sophisticated chic. Lebih ke lifestyle," tutur dia.
Meski berusaha menampilkan busana kerja sehari-hari, Wilsen tetap menyelipkan kain lokal berupa Tenun Garut dan Cirebon yang dipadukan dengan beberapa jenis bahan.
Misalnya penggunaan organdi polyester, organdi silk, dan katun.
"Kalau yang dipasangkan dengan tenun kami pakai silk, karena sayang kalau kilaunya berbeda. Organdi polyester lebih mengkilap daripada silk," ucap Wilsen.
Meskipun menyelipkan bahan tenun, namun Wilsen meyakini koleksi busananya cocok untuk dipakai siapa saja, baik dari dalam maupun luar negeri, serta cenderung tak termakan waktu (timeless).
"Pakai tenun tapi tetap kelihatan lebih modern, kontemporer, dan dipakai orang luar kelihatannya masih chic," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.