Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Kesalahan dalam Diet Keto yang Bikin Berat Badan Tak Turun

Kompas.com - 02/12/2018, 11:59 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber menshealth

Jadi, makanan seperti nasi, kentang, roti, sayuran mengandung zat tepung, jus atau permen jenis apa pun kemungkinan akan mendorong kita melampaui batas karbohidrat yang disarankan.

Kita bisa dengan mudah kehilangan jejak ketosis dalam tubuh, terutama ketika mengonsumsi makanan berkarbohdirat yang nampaknya tidak berbahaya.

Baca juga: 6 Hal yang Terjadi Pada Tubuh Saat Melakukan Diet Ketogenik

Oleh karena itu, hal terbaik adalah memilih makanan rendah karbohidrat seperti sayuran hijau atau buah berri.

"Setiap orang berbeda. Apa yang membuat satu orang mengalami ketosis bisa berbeda untuk orang lain," kata Hultin.

Saat berat badan tidak ada perubahan, mungkin ada baiknya kita memeriksa status ketogenik yang kita alami.

Hultin mengatakan, ada semacam alat berupa strip tes untuk urin yang bisa membantu kita memeriksa status ketogenik dalam tubuh

Namun, beberapa faktor seperti tingkat hidrasi kerap membuat hasil tes dengan alat tersebut tidak akurat.

"Cara terbaik untuk mengetahui proses ketosis yang terjadil adalah melalui tes darah, tetapi itu invasif dan harus direkomendasikan dan dilakukan oleh dokter," katanya.

Kita bisa meminta bantuan dokter untuk menguji darah kita. Drew Manning, selaku ahli keto, mengatakan kita bisa memberi monitor keto darah online ata beberapa strip tes jika dokter mengizinkan.

Baca juga: Hasil Studi Harvard Tunjukkan Diet Mana yang Bakar Kalori Lebih Banyak

3. Stres atau tekanan dalam pikiran

Saat diet yang kita lakukan tak membuahkan hasil, bisa jadi ada hormon lain dalam tubuh yang berperan.

Hormon tersebut merupakan kortisol yang diproduksi tubuh saat kita sedang stres, menyebabkan lemak tetap bertahan di tubuh dan menahan air.

Peningkatan kadar kortisol yang merupakan akibat dari stres, kecemasan, atau kurang tidur, kata Hultin, itu bisa mempersulit penurunan berat badan.

"Kortisol adalah hormon 'fight or flight'. Jadi saat produksinya melonjak, tubuh tak bisa membakar lemak dengan baik," tambahnya.

Agar kita tak mudah terserang stres, pastikan kita memiliki pola tidur yang cukup dan memiliki pola makan yang sehat.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com