Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2019, 08:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kemampuan untuk menahan nafsu makan sehingga kita tidak langsung mencari makanan setiap kali rasa lapar timbul merupakan salah satu syarat untuk menjaga berat badan.

Ahli diet olahraga dan pelatih nutrisi George Fear juga menyarankan orang yang ingin menurunkan berat badan menunggu hingga rasa lapar bertahan selama 30-60 menit sebelum makan.

Meski begitu, rasa terlalu lapar yang sering muncul saat kita sedang diet ternyata bukanlah strategi yang bisa membantu kita meraih target berat badan.

Pendiri dan pelatih kepala di Reach Fitness London, Rich Tidmarsh menjelaskan, dalam keadaan sangat lapar,
Seringkali kita bertindak tidak seperti diri kita yang sebenarnya ketika lapar. Karena dikuasai keinginan untuk menyingkirkan rasa lapar, kita pun cenderung tidak memilih cemilan yang bernutrisi.

"Rasa lapar haruslah dihindari karena pada kondisi tersebut tubuh ada pada titik merosot terendah dan secara emosional kita akan kehilangan kontrol dalam memilih makanan," kata Tidmarsh.

Baca juga: Kurangi Nafsu Makan dengan Minum Susu Setiap Pagi

Tidmarsh mempercayai, bahkan orang-orang paling disiplin sekalipun akan bertindak seperti binatang ketika mereka lapar dan kemudian level gula darah mereka akan turun.

"Mereka akan makan apa yang ada di depan mereka dan cenderung menyerang makanan bergula," jelas pria yang pernah melatih tim rugby Inggris dan rapper Professor Green.

Ia mencontohkan orang-orang yang kelaparan sepulang kerja. Alih-alih bersabar sekitar 30 menit untuk menunggu makan malam siap, banyak dari mereka yang langsung membongkar kulkas untuk mencari makan atau mengkonsumsi keripik kentang karena mereka sangat lapar.

Padahal, makanan dan rasa lapar seharusnya diatur dengan baik.

"Keripik kentang itu bisa mengandung sekitar 200-400 kalori,"ujar Tidmarsh.

Hal ini sebetulnya tidak begitu bermasalah. Namun, ketika sedang berupaya menurunkan berat badan, maka kebiasaan ini bisa membawa perubahan besar.

Ilustrasi langsingshironosov Ilustrasi langsing
Sebab, Tidmarsh menjelaskan, ketika seseorang ingin menurunkan berat badan secara sehat, mereka perlu menjaga kalori defisit sebesar 200-250 kalori per hari.

Jika hal itu dilakukan secara disiplin, kita bisa menurunkan sekitar 2 pon atau 0,9kg per minggu.

Nah, ketika kita justru melakukan hal yang sebaliknya atau makan dengan rakus tanpa kontrol, maka kita akan merusak hitungan kalori defisit.

Baca juga: Hasil Studi Harvard Tunjukkan Diet Mana yang Bakar Kalori Lebih Banyak

Tidak tahan lama

Banyak orang menyangka bahwa penurunan berat badan sukses jika kita merasa lapar. Padahal, hal yang membuat berat badan kita turun adalah gabungan olahraga dan asupn nutrisi seimbang.

"Jika kita turun berat badan hanya karena sering menahan lapar, hal itu tidak akan bertahan lama," tuturnya.

Walau begitu, beberapa pakar menganggap rasa lapar itu penting bagi keberhasilan diet.

Penasehat nutrisi Inggris dan personal trainer tersertifikasi di DW Fitness First, Hannah Bright meyakini bahwa rasa lapar terkadang diharapkan karena terjadinya defisit kalori.

"Artinya kita harus mengkonsumsi lebih sedikit kalori dan membakar lemak lebih banyak," katanya.

Pada tahapan tersebut, tak jarang kita merasa lapar. Sehingga rasa lapar tersebut menurutnya normal terjadi.

Baca juga: Diet Tinggi Serat, Cara Sehat Turunkan Berat Badan

Bright meyakini, kuncinya adalah menjaga rasa lapar ketika menjalani kalori defisit sehingga kita tidak rakus menghabiskan makanan apapun yang ada di depan mata.

"Kamu harus memastikan kalori defisit yang dilakukan cukup besar untuk menurunkan berat badan, namun tidak berarti membuatmu lapar sepanjang hari," ujarnya.

Bright menyarankan mereka yang menjalankan program penurunan berat badan untuk menyertakan banyak sayur-sayuran atau sumber serat karena bisa membuat perut kenyang.

Dengan cara ini diharapkan kita bisa menghindari rasa lapar yang terlalu berat ketika menjalani defisit kalori.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com