Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman DBD, Perhatikan Siklus Perkembangbiakan dan Penularannya

Kompas.com - 01/02/2019, 14:58 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Selain 3M, masyarakat dapat menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.

Penggunaan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, tidak menggantungkan pakaian bekas pakai, serta mengatur pencahayaan dan ventilasi rumah juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit DBD.

Nadia mengimbau masyarakat untuk memantau jentik di lingkungan sekitar.

"Mari kita lakukan gerakan satu rumah satu jumatik dengan kita menjadi juru pemantau jentik di rumah dan lingkungan kerja kita," ujar Nadia.

"Jaga diri kita dan anak kita dengan menghindari gigitan nyamuk dan bila demam segera ke puskesmas atau rumah sakit. Jaga kesehatan dalam cuaca seperti ini," kata dia.

Baca juga: Waspadai Penyakit DBD, Kenali Virus, Gejala Awal, dan Pencegahannya

Siklus Penularan DBD

Dilansir dari situs resmi Kemenkes, virus DBD biasanya menginfeksi nyamuk Aedes aegypti betina ketika menghisap darah seseorang yang tengah dalam fase demam akut (viraemia). Fase ini terjadi dua hari sebelum panas sampai lima hari setelah demam timbul.

Nyamuk menjadi infektif dalam waktu 8-12 hari (periode inkubasi ekstrinsik) setelah mengisap darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya.

Setelah periode inkubasi ekstrinsik terlalui, kelenjar ludah nyamuk tersebut akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain.

Masa inkubasi penyakit DBD 3-14 hari, tetapi pada umumnya 4-7 hari.

Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 34 hari (rata-rata selama 4-6 hari) akan timbul gejala awal penyakit, seperti demam tinggi mendadak yang berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, nyeri punggung, terkadang disertai adanya tanda-tanda pendarahan.

Pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, pendarahan saluran cerna, syok, hingga kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com