KOMPAS.com - Diet yo-yo adalah istilah yang digunakan bila seseorang melakukan diet dan turun berat badannya, namun tak lama kemudian naik lagi.
Hal ini antara lain disebabkan cara diet yang keliru sehingga sulit untuk dipertahankan hasilnya. Diet semacam ini hanya bermanfaat dalam jangka pendek.
Bukannya mendapatkan tubuh ideal, diet semacam ini akan membuat berat badan kembali melonjak, atau bahkan lebih besar dari sebelumnya.
Menurut riset yang diterbitkan dalam American Heart Association (AHA), diet yo-yo juga bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Riset dilakukan oleh peneliti dari Columbia University dan membuktikan, diet yo-yo memiliki efek pada tujuh faktor risiko penyakit jantung pada wanita.
Untuk mencapai kesimpulan itu, periset mempelajari 485 wanita dengan rata-rata usia 37 tahun dan indeks massa tubuh rata-rata (BMI) 26, yang menandakan peserta memiliki berat badan berlebih.
Para peneliti menilai kesehatan mereka dengan menggunakan faktor risiko yang ditentukan AHA untuk kesehatan jantung: kebiasaan merokok, berat badan, diet, aktivitas fisik, kolesterol, tekanan darah, dan gula darah.
Hampir dua pertiga peserta memiliki setidaknya satu episode diet yo-yo, di mana mereka berhasil menurunkan berat badan 4,5 kilogram atau lebih dalam setahun dan kembali mengalami kenaikan.
Hasilnya, mereka yang melakukan diet yo-yo kemungkinannya 82 persen lebih rendah untuk memiliki BMI dalam kisaran "sehat" daripada mereka yang berat badannya stabil.
Mereka juga 65 persen lebih besar kemungkinannya untuk mengalami tujuh faktor risiko kesehatan tersebut.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.