Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2019, 14:56 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber menshealth

Berat badan Clemente selalu mengalami fluktuasi, setelah kehilangan berat badan 22 kilogram, berat badannya kembali naik 34 kilogram.

Ia mengevaluasi apa yang salah dalam diet yang dilakoninya, dan menyadari jika ia terlalu ketat, menghitung setiap kalori dan terlalu membatasi diri untuk melakukan sedikit "cheating".

Baca juga: 3 Trik Hentikan Diet Keto Tanpa Alami Kenaikan Berat Badan

“Saya fokus mempelajari keto dan mencari tahu apa yang menjadi hasrat emosional saya. Apa yang harus saya ubah," ungkap dia.

Kesalahan pola makan Clemente di masa lalu sebagian besar muncul ketika kehidupan memberinya hal tak terduga.

Misalnya, ketika ia mengalami hari buruk di tempat kerja, ia selalu menghibur diri untuk makan di restoran.

Dia menyadari, strategi diet terbaiknya adalah mengidentifikasi hasrat yang tak terhindarkan ini dan kemudian merencanakan alternatif ketika itu muncul.

"Saya sering menginginkan pizza, donat dan es krim. Saya mencari alternatif ketogenik dan kemudian saya tidak pernah membutuhkan 'cheating days'," ucapnya.

Dengan mengubah pola diet, dia berhasil menurunkan berat badan hingga 34 kilogram.

Clemente mulai berpikir untuk meningkatkan kebugaran tubuhnya, yang membuat berat badannya turun hingga 155 kilogram.

Namun, ia merasa mobilitas tubuhnya masih lambat.

Dia pun membeli peloton -semacam sepeda statis, dan melakukan olahraga dengan alat tersebut selama 15-20 menit per sesi sebanyak tiga kali dalam seminggu.

Setelah beberapa bulan, Clemente melakukan olahraga jalan kaki dan jogging bersama putri bungsunya.

Dengan terus menambah aktivitas fisiknya, dalam sekejap berat badan Clemente turun sebesar 56 kilogram hingga berat badannya hanya tersisa 132 kilogram.

Clemente ingin mengintensifkan pelatihannya, jadi dia bergabung dengan CrossFit.

Baca juga: CrossFit Dianggap Tidak Selalu Efektif, Apa Alasannya?

"Saya ingin mengondisikan tubuh secara keseluruhan, bukan hanya membentuk tubuh," ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com