Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laut Kita: Kreasi Fesyen dan Instalasi dari "Bencana" Polusi Plastik

Kompas.com - 23/04/2019, 09:26 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Pada ruangan ini akan ada pledge wall di mana setiap pengunjung dapat berfoto dan menuliskan janji mereka untuk menyelamatkan bumi.

Baca juga: Ganjar Gelar Lomba Daur Ulang Limbah Kampanye, Berhadiah Rp 20 Juta

Menariknya, sampah-sampah dalam pameran tersebut merupakan benar adanya.

Beragam cara dilakukan untuk mendapatkan sampah tersebut, mulai dari aksi sosial hingga bertandang ke lapak-lapak yang mengumpulkan sampah plastik.

Selain menampilkan instalasi desain, pameran ini juga akan menjual beragam produk SMM, dan produk ramah lingkungan.

Lalu, hasil dari penjualan produk ramah lingkungan ini akan disalurkan untuk program edukasi bebas plastik pada sekolah di kawasan pesisir Indonesia.

Setiap pembeli produk SMM juga akan mendapatkan satu paket sedotan bambu beserta dengan pembersihnya.

Ini merupakan simbol  ajakan bagi pembeli untuk ikut serta mendukung kampanye Laut Kita.

Baca juga: Wanita Ini Hasilkan Pundi-pundi Uang dari Bisnis Daur Ulang Limbah

Tanggungjawab

Founder & Creative Director Sejauh Mata Memandang Chitra SubyaktoKOMPAS.com/KAHFI DIRGA CAHYA Founder & Creative Director Sejauh Mata Memandang Chitra Subyakto

Chitra mengungkapkan koleksi dan kampanye Laut Kita berangkat dari kegelisahan Chitra akan permasalahan lingkungan di negeri ini.

Menurut dia, Indonesia merupakan negeri bahari yang indah, namun keindahan alam laut mulai terganggu.

Ada banyak hal yang mengganggu, mulai dari masalah sampah plastik sekali pakai yang bermuara di laut dan tidak dapat terurai selama puluhan bahkan ratusan tahun, dan mengandung zat kimia.

"Melalui kampanye Laut Kita, SMM mencoba untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan menjaga lingkungan," ujar Chitra.

"Sebagai brand lokal SMM juga memiliki tanggung jawab untuk mengubah pola dan gaya hidup konsumerisme dan apa yang menjadi kebutuhan manusia modern."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com