Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/05/2019, 10:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berpuasa tidak hanya menahan diri tanpa makanan dan minuman saja, tetapi juga berhenti merokok selama lebih dari 12 jam.

Ini adalah tantangan yang sangat sulit bagi mereka perokok berat namun umumnya umat Muslim berhasil melaluinya. 

Sebenarnya kebiasaan tidak merokok selama sebulan berpuasa bisa dilanjutkan pada hari-hari selanjutnya.

Bagi perokok berat, tiba-tiba tidak lagi mendapat nikotin memang bisa menyebabkan gejala pada tubuh. Apa yang terjadi jika seseorang tiba-tiba berhenti merokok? Lalu, bagaimana mereka mengatasi masalah yang dihadapi dari berhenti merokok secara drastis?

1. Gejala penarikan nikotin

Seringkali diasosiasikan dengan obat-obatan ilegal dan substansi adiktif lainnya, gejala penarikan (withdrawal symptom) adalah reaksi tubuh terhadap pengurangan asupan suatu substansi secara tiba-tiba. Bagi sebagian orang, gejala ini bisa diatasi, namun sebagian lainnya tidak.

Bagi mereka yang tidak bisa mengatasi gejala penarikan bisa berdampak pada kehidupan sehari-hari, mobilitas dan kesehatan mental.

2. Adiksi rokok

Merokok adalah sesuatu yang bisa dengan mudah menimbulkan candu meskipun bahayanya sudah sering diingatkan.

Adiksi rokok seringkali dikaitkan dengan candu yang ditimbulkan karena konsumsi rokok lebih dari satu dalam sehari, namun lebih daripada itu, bahkan merokok sebatang pun bisa dikategorikan candu jika kamu tidak bisa melakukan apapun tanpanya.

Baca juga: Rokok Vape Tidak Aman Dikonsumsi

Penarikan nikotin selama Ramadhan

Nikotin adalah kandungan dalam rokok yang memicu kecanduan. Para perokok yang berhenti selama Bulan Ramadhan mungkin merasakan gejala penarikan selama tiga hingga lima hari tanpa berhenti. Termasuk gejala mudah terganggu, mudah marah dan sulit konsentrasi.

Mereka juga mungkin mengidam sangat parah dan langsung menyasar rokok ketika waktu berbuka puasa tiba.

Mengisap rokok meski dalam waktu yang sangat singkat bisa mengobati rasa mengidam itu.

Dorongan untuk makan terlalu banyak karbohidrat untuk menghindari rokok adalah efek samping lainnya. Dorongan ini pada akhirnya membuat berat badan seseorang melonjak.

Di samping gejala penarikan fisik yang mungkin berlangsung selama beberapa hari, aspek psikologis dari keinginan merokok bisa bertahan lebih lama dan menimbulkan rasa sakit bagi sebagian orang.

Baca juga: Berbahayakah Berat Badan Naik Usai Berhenti Merokok?

Ada mitos bahwa shisha tradisional adalah opsi yang lebih baik untuk berhenti merokok nikotin. Beberapa orang mengisap shisha selama berjam-jam setelah waktu berbuka tiba sambil bersosialisasi dengan kerabat. Pahamilah bahwa shisha bisa lebih berbahaya dari rokok biasa.

Ilustrasi berhenti merokokMarcBruxelle Ilustrasi berhenti merokok

Berhenti merokok selamanya

Spesialis penyakit dalam yang berpraktek di Uni Emirat Arab, Dr Mustafa Saif mengatakan, selain aspek puasa, fakta bahwa kebanyakan orang mengontrol merokok selama lebih dari 12 jam adalah bukti dari fakta bahwa mereka dapat mencoba dan berhenti merokok untuk selamanya.

"Puasa berjam-jam yang panjang menyebabkan penurunan kadar nikotin dalam darah sehingga lebih mudah bagi perokok untuk berhenti," katanya.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan para perokok untuk berhenti merokok, diawali dari mengurangi rokok di Bulan Ramadhan:

- Menggunakan nicotine patch selama Bulan Ramadhan (jika diperlukan) karena benda ini bisa membantu para perokok menhadapi gejala penarikan sekaligus membantu menghentikan kebiasaan tidak sehat itu.

- Ganti makanan tidak sehat dengan opsi yang lebih sehat, seperti sayuran dan makanan berserat lainnya untuk menghindari makanan berbuka puasa yang tinggi karbohidrat.

- Memulai buka puasa dengan sup untuk membantu perut merasa kenyang dan terhindar dari makanan tinggi karbohidrat.

- Membuat resolusi berhenti merokok karena tidak ada yang lebih kuat dari sebuah niat untuk berhenti merokok.

Baca juga: Vape Tanpa Kandungan Nikotin Tetap Berbahaya, Benarkah?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com