Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/06/2019, 15:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber menshealth

KOMPAS.com - Rasa renyah, manis atau gurih yang menempel di lidah saat mengudap junk food memang membuat kita selalu terbayang-bayang akan kelezatannya.

Bahkan, kita kerap gagal melawan godaan untuk memakannya meski sebenarnya konsumsi junk food menimbulkan banyak efek negatif untuk kesehatan.

Menurut ahli saraf Peter Hall, da Nicole Avena, ada empat tahapan yang membuat kita sangat ingin mengonsumsi junk food.

Dalam setiap tahapan tersebut kita bisa melakukan langkah pencegahan.

Berikut tahap-tahap munculnya keinginan konsumsi junk food dan cara mengatasinya.

Tahap 1: Munculnya keinginan

Saat mulai menginginkan kelezatan junk food, otak mengambil kenangan dari hippocampus dan memindahkannya ke dalam memori kerja.

Neurokimiawi yang baik, dopamin, dan opioid, mulai mengalir ke dalam sistem otak yang memicu kebutuhan akan rewards.

Baca juga: Yang Terjadi Pada Tubuh saat Berhenti Konsumsi Junk Food

Cara mencegah

Jika ditangani lebih dini, maka akan lebih mudah untuk menahan godaan mengonsumsi junk food.

Cobalah untuk mengalihkan perhatian dengan berjalan cepat atau bermain game visual yang menguasi memori kerja kita, seperti tetris.

Tahap 2: keinginan mulai bertambah

Saat keinginan mengonsumsi junk food semakin tak tertahankan, korteks orbitofrontal ikut berperan.

Wilayah ini mengevaluasi memori, indera, dan pengalaman saat ini untuk menentukan seberapa baik keputusan untuk mengonsumsinya.

Dorongan untuk mengulangi pengalaman menyenangkan masa lalu tumbuh lebih kuat dan berubah menjadi fisik, menyalakan sistem saraf otonom.

Cara mengatasi

Alihkan isyarat lebih lanjut ini dengan menempatkan penghalang fisik antara kita dan godaan.

Simpan es krim di lemari es. Pilih rute pulang dari kantor yang tidak akan membawa kita melewati toko atau restoran yang menjual junk food.

Tahap 3: Keputusan

Korteks prefrontal dorsolateral, yang terletak di bagian depan kepala, merupakan faktor konsekuensi jangka panjang dari tindakan kita, norma sosial, dan motif lain untuk menahan diri.

Jika kita lapar, kurang tidur, atau stres, kita cenderung mudah tergoda untuk menuruti keinginan mengonsumsi makanan cepat saji.

Baca juga: Anak Boleh Makan Makanan Cepat Saji, Asalkan....

Cara mengatasi

Fokuslah pada sisi negatifnya atau bayangkan makanan yang kita inginkan itu jatuh di lantai yang kotor.

Sebuah studi pencitraan otak menunjukkan latihan pikiran ini dapat segera meningkatkan aktivasi korteks prefrontal dorsolateral.

Tahap 4: Konsensi

Setiap satu gigitan melibatkan hampir semua indera, mengirimkan muatan data sensorik ke korteks gustatory kita.

Sel pencari rasa di seluruh sistem pencernaan mengirimkan sinyal kesenangan kembali ke otak.

Dopamin dan opioid mengalir dengan bebas, dan sulit untuk berhenti makan sebelum makanan tersebut benar-benar habis.

Cara mengatasi

Olahraga teratur memperkuat korteks prefrontal dorsolateral kita dengan memicu aliran darah yang kaya akan oksigen, hormon, dan glikogen yang tersimpan.

Semakin sering kita berolahraga, maka semakin kuat kedisiplinan kita, terutama untuk menahan godaan akan makanan cepat saji.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com