KOMPAS.com - Kelelahan sudah jadi bagian dari kehidupan orang modern yang jadwalnya padat. Jika kamu seorang pekerja, mungkin kamu cukup sering mendengar keluhan rekan kerjamu soal kelelahan, kurang tidur atau tubuh yang lemas.
Menurut sebuah studi yang dilakukan OnePoll.com, rata-rata warga Inggris menghabiskan lebih dari 7,5 tahun hidup mereka dengan rasa lelah.
Para orang dewasa yang disuervei mengatakan sekitar 3 jam dalam sehari merasa lesu dan kurang energi.
Apakah gejala kelelahan ini berbahaya?
Kelelahan ekstrim bisa jadi bukan hanya tanda bahwa kita mengalami stres dan tubuh membutuhkan waktu lebih untuk tidur.
Kondisi ini bisa menjadi tanda sindrom kelelahan kronis (SKL), sebuah gangguan kompleks yang ditandai dengan kelelahan terus-menerus.
"Kondisi ini membuat kita tidak berfungsi seperti keadaan normal biasanya," kata spesialis CFS sekaligus profesor psikologi di DePaul University, Chicago, Leonard A. Jason, Ph.D.
Seringkali kita sulit mendapat diagnosa yang tepat waktu karena tidak ada laboratorium atau tes khusus untuk mengkonfirmasi gangguan tersebut. Sehingga para dokter belum mampu menentukan penyebab pastinya, serta gejala SKL yang mengacu pada penyakit lainnya, seperti fibromialgia (nyeri otot disertai kelelahan) dan depresi.
Baca juga: Bagaimana Kelelahan Bisa Menyebabkan Kematian?
Faktanya, 90 persen kasus tidak terdiagnosa. Cobalah tanyakan beberapa pertanyaan berikut pada dirimu sendiri. Jika kamu menjawab "ya" pada satu atau beberapa jawaban, mungkin kamu perlu berkonsultasi ke dokter untuk mencari tahu apakah kamu membutuhkan diagnosa SKL lebih lanjut.
1. Apakah kamu tetap meraaa kelelahan setelah tidur sepanjang malam?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.