Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi Makanan Manis Jelang Tidur, Sebabkan Sugar Rush pada Anak?

Kompas.com, 24 Juli 2019, 21:40 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Ada satu aturan emas yang dipercaya banyak orangtua: tidak ada konsumsi gula untuk anak-anak menjelang tidur. Tapi sebenarnya, apakah gula benar-benar memberi energi?

Sebuah penelitian baru menemukan, bahwa tidak ada yang namanya sugar rush – kondisi di mana seseorang mengonsumsi glukosa dalam jumlah besar yang menyebabkan meningkatnya gula dalam darah dan membuat tubuh lebih bertenaga.

Faktanya, makanan manis telah ditemukan justru menyebabkan kelelahan bukan hiperaktif.

Hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam Neuroscience and Biobehavioral Review edisi Juni lalu, melibatkan 1.300 orang.

Para peneliti melakukan meta-analisis 31 studi lain untuk memahami efek gula pada mood dan kemampuan kognitif seseorang.

Baca juga: Makanan Manis Bisa Bikin Kita Lapar Terus Lho. Apa Sebabnya?

Hasilnya, konsumsi gula hampir tidak berpengaruh pada bagaimana orang bertindak, tidak peduli seberapa banyak yang dikonsumsi.

Konsumsi gula juga tidak terlihat meningkatkan performa dalam olahraga. Justru 30 menit setelah mengonsumsi gula, rasa lelah akan meningkat. Dalam 60 menit, gula akan menurunkan kewaspadaan.

Meski mitos sugar rush sangat lazim dalam budaya popular, nyatanya banyak orang masih mengonsumsi gula dalam jumlah besar.

“Konsumsi gula tampaknya menjadi upaya untuk meningkatkan suasana hati dan meningkatkan kewaspadaan,” kata ketua penulis penelitian Dr. Konstantinos Mantantzis.

Baca juga: 10 Kiat Mengontrol Konsumsi Makanan Manis

Terbukti, mengonsumsi permen setelah makan siang atau mengonsumsi minuman bersenergi sebelum pertandingan, tidak ada gunanya.

Gula mungkin akan membuat kita berenergi untuk sementara waktu, sama seperti tubuh memetabolisme makanan lain. Tapi energi dari gula akan cepat hancur.

Pada dasarnya, gula bukanlah solusi ajaib. Gula tak akan bertahan lama seperti kafein dan dari banyak sisi gula sebenarnya jauh lebih buruk ketimbang makanan lain.

Gula berkaitan dengan obesitas pada masa kanak-kanak, dan merupakan penyebab utama kerusakan gigi pada anak-anak.

Ini dapat menyebabkan peradangan, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan menempatkan anak-anak pada risiko tekanan darah tinggi dan diabetes di masa depan.

Mantantzis dan rekan-rekan peneliti mengatakan, harapan mereka adalah temuan penelitian ini meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa sugar rush adalah mitos. Sehingga, akan membantu mengurangi konsumsi gula dan menyediakan ruang untuk alternatif makanan yang lebih sehat.

Baca juga: Terbukti, Makanan Manis Cuma Bikin Tubuh Lelah

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau