Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Burgreens, Kisah Panjang Soal Penyakit dan Kemenangan Gaya Hidup Sehat

Kompas.com - 07/10/2019, 09:01 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Tantangan yang saat itu dihadapi Burgreens berubah menjadi tantangan mengatur sistem, membangun tim yang bisa mengembangkan bisnis agar kualitas terjaga, hingga rantai suplai.

"Supply chain itu selalu jadi on and off challenge buatku. Karena kami lebih dari 50 persen bahan ambil langsung dari petani," kata dia.

Baca juga: Kisah Tragis di Balik Gaya Hidup Vegan Joaquin Phoenix

Salah satu masalah yang dihadapi adalah pola kerja petani yang saat itu belum biasa bekerja dengan pola profesional dan konsisten.

"Dulu awal-awal mereka bisa H-1 gagal panen baru ngabarin kami, duh besok gue mau jual apaan."

"Jadi akhirnya kami bikin sistem karena itu lumayan challenging," kata Helga.

Namun, enam tahun berjalan Helga merasakan adanya perubahan pola pikir peduli hidup sehat yang cukup baik di masyarakat, terutama kelompok milenial.

"Banyak banget (perubahan), dan aku happy banget karena sekarang banyak orang yang peduli terutama milenial," kata dia.

Jika kelompok orang tua sadar karena ada latar belakang penyakit tertentu, milenial sadar karena belajar dari kondisi kesehatan orang-orang tua di sekitarnya.

"Mereka tahunya bahwa itu dimulai dari pola makan yang terakumulasi dalam jangka panjang, mereka enggak mau seperti, misalnya, orangtua mereka yang sakit kanker, jantung," ucap Helga.

Baca juga: 7 Hal yang Perlu Dipahami Sebelum Pilih Pola Makan Vegan

Tak murah

Helga mengakui, harga menu-menu makanan Burgreens memang tidak murah.

Namun, tak sedikit anak-anak muda yang rela menyisihkan uang untuk membeli menu Burgreens, demi mendukung bisnis yang mendukung keberlangsungan lingkingan.

"Banyak lho milenial yang beli, support Burgreens sebulan sekali karena buat uang saku mereka mungkin enggak bisa beli setiap hari."

"Tapi mereka dukung bisnis kayak gini karena peduli lingkungan," kata Helga.

"Aku percaya, milenial hanya butuh arahan dan motivasi untuk membuat perubahan karena mereka sebetulnya lumayan care tentang dunia," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com