Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajib Tahu, Anak Batuk Pilek Jangan Buru-buru Terapi Uap

Kompas.com - 18/12/2019, 21:03 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com— Ketika bayi menderita sakit batuk dan pilek yang tak kunjung sembuh, kebanyakan orangtua buru-buru meminta nebulizer atau terapi uap pada dokter. Padahal, terapi ini pada anak dan bayi yang menderita batuk dan pilek, tidaklah banyak memberi manfaat.

Terapi uap pada dasarnya digunakan untuk melebarkan saluran nafas yang tadinya sempit.

"Kalau pada batuk yang tidak ada penyempitan saluran nafas tidak berguna,” ujar dokter spesialis anak dr. Eugenia Permatami H, SpA atau dokter Tami dalam peluncuran Essential Oil Mommy Time, di kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2019).

Ia menambahkan, biasanya orangtua merasa buah hatinya lebih baik setelah mendapatkan terapi nebulizer.

“Itu yang ada nanti hanya sensasi sugesti, merasa mendingan setelah diuap,” ujar Tami.

Nebulizer diberikan pada anak penderita asma, agar terasa lebih lega. Terapi uap ini diberikan saat asma sedang kambuh.

“Kalau tidak serangan, biasanya dibawakan inhalasi yang dibawa kemana-mana, namanya nasal spray. Biasanya akan dibawakan itu untuk melegakan,” ujar Tami.

Walaupun kerap diberikan pada penderita asma, namun terapi uap ini bukanlah untuk pemakaian rutin. Untuk itu sebelum memutuskan untuk nebulizer, dokter akan melakukan observasi terlebih dahulu.

“Kita harus lihat dulu nih, batuknya seperti apa. Indikasi boleh diuap itu sebenarnya hanya untuk kasus asma. Asma itu terjadi penyempitan saluran nafas,” ujar Tami lagi.

Baca juga: Ini Kata Dokter tentang Bahaya Pemberian Makanan Padat pada Bayi

Efek samping

Terlalu sering menjalani terapi uap rupanya dapat menimbulkan efek samping yakni kontraksi pada pembuluh darah dan penyempitan pada pembuluh darah di bagian tubuh yang lain seperti di mata atau organ jantung.

“Istilahnya pembuluh darahnya kontraksi, menyempit. Jadi menyebabkan deg-degan, gelish, dan juga tekanan pada bola mata meningkat,” imbuhnya.

Kandungan obat ipratropium bromide merupakan golongan antikolinergik. Obat ini memang melegakan saluran nafas, tapi mempersempit organ yang lain. Funggsinya meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan bisa menyebabkan sakit pada kepala.

Mengatasi lendir

Batuk dan pilek yang disertai lendir pada bayi dan balita memang kerap membuat orangtua cemas. Pasalnya, si kecil tentu belum bisa mengeluarkan dahak atau lendir dengan sendirinya.

Orangtua bisa memberikan obat yang mengandung mukolitik untuk anak yang bisa mengencerkan dahak.

Selain itu, dokter Tami juga menganjurkan untuk memberikan ada juga sekarang obat cuci hidung berupa semprot maupun tetes.

“Saya lebih sarankan itu, karena isinya kan hanya cairan hipertonik jadi sama seperti di larutan infus untuk membersihkan salurna atas,” ujar Tami.

“Fungsinya selain mengencerkan lendirnya dia juga akan membersihkan juga. jadi membilas hidungnya,” imbuhnya.

Baca juga: Kenali 6 Penyebab Batuk Balita yang Tak Kunjung Sembuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com