Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/04/2020, 09:03 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabeli informasi menyesatkan yang beredar secara online tentang wabah Covid-19 sebagai "infodemik".

Keadaan ini dipandang lebih berbahaya daripada pandemi corona itu sendiri.

Latar belakang itu pula yang membuat lembaga amal literasi media The Student View menyusun pedoman untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Baca juga: Cegah Corona, Txture Bagikan Masker Kain yang Pas untuk Indonesia

Generasi tua disebut sebagai kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi virus corona.

Namun, di sisi lain, generasi tua juga yang perlu dijaga dari informasi-informasi salah yang beredar secara online tadi.

Berita bohong tentang wabah virus corona beredar luas di media sosial dan layanan penyedia pesan seperti WhatsApp.

Jika diabaikan, kondisi ini berpotensi membuat siapa pun menjadi lebih stres dan rentan menerima saran-saran keliru. 

Sebagian berita menyesatkan memang tidak terlalu berbahaya, tetapi ada pula berita menyesatkan yang terbukti fatal.

Baca juga: Kisah Cucu, Bikin Masker Murah untuk Bantu Warga Cegah Corona

 

Termasuk berita-berita yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah, seperti kebijakan lockdown, atau tips kesehatan yang cenderung menggugah individu untuk menyebarluaskannya.

Lantas, apa saja langkah yang bisa kita lakukan untuk memastikan ikut memutus rantai penyebaran berita menyesatkan tersebut, terutama mulai dari kalangan keluarga dan lingkungan dekat kita?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com