KOMPAS.com - Penurunan berat badan selama menjalani masa isolasi di rumah -atau mungkin lebih tepatnya membendung kenaikan berat badan, tiba-tiba menjadi masalah besar bagi banyak dari kita.
Beberapa minggu di dalam masa isolasi, menjauh dari interaksi fisik, mulai mendatangkan banyak dampak, yang bukan tak mungkin salah satunya adalah kenaikan bobot tubuh.
Hal itu memang biasa terjadi, di saat kita melakukan aktivitas fisik yang lebih sedikit dari biasanya, namun tetap -atau bahkan menambah, asupan harian.
Baca juga: Cara Mudah dan Menarik Ukur Berat Badan Tanpa Timbangan
Kendati demikian, ada setidaknya tujuh langkah praktis yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini.
Ini benar-benar bukan ilmu kilat. Jika kita tidak ingin mengalami kelebihan berat badan, maka kita harus berhenti makan lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Bahkan, jika sebelum isolasi kita sudah menjalani gaya hidup yang relatif "diam", di dalam ruangan untuk 99 persen waktu, artinya kita harus membakar kalori lebih banyak dari sebelumnya.
Konsekuensinya, kita harus makan lebih sedikit untuk menyesuaikan dengan gaya hidup baru ini, yang membuat kita tak terlalu banyak bergerak ini.
Jika kita ingin menukar sebatang cokelat dengan kale dan brokoli, kita memang dapat secara drastis mengurangi konsumsi kalori.
Baca juga: Murah dan Enak, Ini Kalori yang Terdapat Pada Tempe Goreng
Nah, kita pun bisa mencoba untuk hanya makan di dalam jendela waktu tertentu dalam sehari.
Mungkin cara yang paling populer adalah dengan melakukan puasa intermiten. Ada dua piihan cara untuk melakukannya: diet 5: 2 atau diet cepat 16:8.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.