KOMPAS.com - Secara umum, kita dianjurkan untuk tidur sekitar tujuh sampai delapan jam setiap hari. Namun, perubahan jadwal di Bulan Ramadan tak jarang membuat waktu tidur sebagian orang terganggu.
Nutritiom Expert dari YOUVIT gummy multivitamin, Puteri Aisyaffa mengatakan, jika seseorang tidak mendapatkan waktu tidur minimal tujuh jam per hari, maka sistem saraf pusat (SSP) yang berperan mengatur respon imun tubuh akan terganggu.
Itulah mengapa orang-orang yang kurang tidur berisiko mengalami penurunan daya tahan tubuh.
“Bukan hanya respon imun yang akan terganggu, kualitas dan durasi tidur yang buruk bisa meningkatkan resiko obesitas, hipertensi dan kardiovaskular (jantung),” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas Lifestyle.
Ada banyak penyebab gangguan tidur, yang tersering adalah stres, kecemasan, atau pun kesibukan.
Selain itu, makanan yang dikonsumsi setiap hari ternyata juga bisa menjadi faktor apakah seseorang akan mengalami kesulitan tidur atau tidak. Termasuk asupan makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka.
“Dari hasil studi, kalau kita makan makanan yang kandungan lemak dan energinya cukup tinggi, bukan hanya akan berdampak pada resiko kolesterol, tetapi juga kesusahan untuk tidur dengan cepat,” kata Aisya.
Baca juga: Ingin Diet, Bolehkah Tak Makan Sahur Saat Puasa?
Untuk itu, penting untuk memilih asupan selama Bulan Ramadan. Aisya menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi jenis makanan berikut:
- Sayuran hijau. Sayuran hijau tinggi akan kandungan vitamin, mineral dan seratnya, seperti tryptophan, zat besi, magnesium, vitamin C. Konsumsi serat terbukti dapat memaksimalkan tidur yang dalam dan restoratif.
- Kacang kedelai, seperti tempe dan susu kedelai. Sumber makanan ini mengandung isoflavone yang membantu meningkatkan kualitas tidur seseorang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.