Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/06/2020, 21:05 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi, atau juga dikenal sebagai hipertensi, adalah salah satu penyakit paling mematikan yang jarang disadari.

Dari data yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2015, sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita tekanan darah tinggi.

Sementara, data dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan, prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1 persen.

Baca juga: Rekomendasi Olahraga untuk Cegah Hipertensi

Artinya, sekitar 1 dari 3 orang di Indonesia berusia di atas 18 tahun mengalami hipertensi. Kemenkes memperkirakan, kasus tekanan darah tinggi mencapai 63,3 juta orang dengan angka kematian 427.218 orang.

Hipertensi memberi tekanan ekstra pada pembuluh darah dan organ vital. Kondisi ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi mematikan, termasuk stroke dan serangan jantung.

Munculnya hipertensi bisa karena berbagai faktor, seperti konsumsi makanan yang tidak sehat, atau kurang berolahraga.

Mencegah hipertensi

Salah satu cara terbaik untuk menurunkan risiko tekanan darah tinggi adalah dengan mempercepat detak jantung.

Latihan rutin yang baik adalah kunci untuk menjaga tekanan darah yang sehat. Latihan apa pun yang membuat napas menjadi berat adalah ideal, kata badan amal Blood Pressure UK.

Selama masa karantina karena pandemi, kita hanya perlu jogging di tempat, atau jalan cepat untuk melindungi kita dari hipertensi.

"Kita dapat mengambil tindakan untuk menurunkan tekanan darah, dengan makan lebih sedikit garam, lebih banyak buah dan sayuran, berolahraga lebih banyak dan menjaga berat badan tetap sehat."

Demikian kata Katharine Jenner, CEO Blood Pressure UK, kepada Express Health.

"Bahkan penurunan tekanan darah sistolik 10mmHg secara signifikan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, jadi apa pun yang dapat kita lakukan untuk menurunkan tekanan darah akan menurunkan risiko kita."

"Sulit mempertahankan aktivitas olahraga di saat-saat terbaik, tetapi kita harus memberi target setidaknya 150 menit berolahraga seminggu dan aktivitas apa saja yang mempercepat detak jantung kita."

"Saat karantina, kita bisa mencoba jogging, jalan cepat, naik turun tangga, bahkan membersihkan rumah dan berkebun dengan penuh semangat," tutur Jenner.

Baca juga: Mengupas Hubungan Hipertensi, Penyakit Jantung, dan Stroke

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com