Mengapa toxic masculinity berbahaya?
Toxic masculinity dapat berbahaya karena membatasi definisi sifat seorang pria dan mengekang pertumbuhannya dalam bermasyarakat.
Pembatasan definisi tersebut dapat menimbulkan konflik dalam dirinya dan lingkungan pria tersebut.
Toxic masculinity juga memberikan beban pada laki-laki yang dianggap tidak memenuhi standar maskulinitas beracun di atas.
Apabila seorang pria dibesarkan melalui pandangan sempit toxic masculinity, ia akan merasa bahwa ia hanya bisa diterima masyarakat dan lingkungannya jika menunjukkan perilaku beracun tersebut.
Dari contoh atas, misalnya, beberapa pria diajarkan untuk tidak menunjukkan kesedihan atau tangisan. Menunjukkan rasa sedih dan menangis dianggap sebagai karakteristik feminin dan hanya boleh dilakukan oleh perempuan.
Ajaran tersebut tentu berbahaya bagi kesehatan mental (dan fisik) kaum laki-laki – bahwa menahan emosi menimbulkan kerentanan untuk mengalami depresi.
Gawatnya, mencari pertolongan ahli kejiwaan juga dianggap karakteristik feminin – sehingga laki-laki dilaporkan lebih jarang untuk menemui psikolog atau psikiater.
Baca juga: Mengapa Pria Cari Pasangan Selingkuh? Ini 7 Kemungkinannya
Bahaya toxic masculinity bagi perempuan dan masyarakat
Toxic masculinity tidak hanya berbahaya bagi kaum pria. Masyarakat, terutama kaum wanita, juga menjadi korban perilaku maskulinitas yang beracun di atas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.