Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2021, 13:20 WIB

KOMPAS.com - Selain pasien yang memiliki penyakit kronis, ibu hamil dan menyusui bukan prioritas penerima vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac.

Hal ini disebabkan karena uji klinis vaksin Sinovac terhadap subjek ibu hamil dan menyusui belum banyak.

"Berbeda dengan vaksin lain yang diproduksi Pfizer dan Moderna itu memang sudah ada studi klinis awal fase satu, dua, serta tiganya untuk ibu hamil dan menyusui."

Demikian penuturan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari Brawijaya Hospital Antasari, Dinda Derdameisya, SpOG kepada Kompas.com, Selasa (19/1/2021).

"Jadi, sudah terbukti kalau vaksin Pfizer maupun Moderna sudah aman bagi ibu hamil dan menyusui. Sementara Sinovac belum," sambung dia.

Baca juga: Penderita Gangguan Pencernaan yang Tidak Boleh Divaksin Covid-19

Oleh karena itu, menurut Dinda, pemerintah ingin menciptakan herd immunity dengan pemberian imun terhadap orang-orang lain yang lebih sehat.

Herd immunity atau yang dikenal sebagai kekebalan kawanan merupakan antibodi dalam suatu populasi. Maka, untuk menciptakan herd immunity, yang dibangun adalah sistem imun orang-orang yang masuk ke dalam subjek vaksinasi Covid-19.

"Jadi bukannya tidak boleh diberikan, tapi tidak diberikan. Diutamakan yang tidak hamil dan menyusui terlebih dahulu," terangnya.

Dengan menciptakan populasi yang memiliki antibodi yang baik, diharapkan virus tidak mendapatkan inang.

"Sama seperti penyakit cacar dan flu juga begitu. Sistem imun orang-orang di sekitarnya dibagusin supaya virus tidak punya tempat untuk hidup karena semuanya kebal terhadap virus," jelasnya.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19, Harapan, dan Pijakan Kaki

Di samping itu, Dinda juga mengingatkan agar orang-orang yang sudah vaksinasi Covid-19 untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

Sebab, vaksinasi membutuhkan waktu untuk membangun sistem imun yang kuat dan mencegah transmisi penularan virus yang mematikan ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com